Penulis: Muhammad Ivan Rafael*
Virgiawan Listanto atau yang terkenal nama panggunya Iwan Fals, kelahiran Jakarta 3 September 1961, menurut ibunya ketika berusia bulanan setiap kali mendengar Adzan ia selalu menangis. Semasa kecilnya Iwan pernah bersekolah di Jeddah, Arab Saudi, di KBRI selama 8 bulan.
Waktu pulang dari Jeddah saat musim haji di saat orang kebanyakan membawa air zam-zam Iwan kecil membawa gitar kesayanganya. Dalam perjalanan pesawat pulang dari Jeddah ke Indonesia seorang pramugari menghampirinya dan meminjam gitarnya. Namun pramugari heran, begitu memainkan gitar tersebut suara gitar itu fals.
(Baca juga: opick berdakwah melalui lagu religi)
Waktu itu Iwan belum bisa nyetem gitar. Jadi pramugari itu membantu memperbaiki gitar itu dan mengajari Iwan bernyanyi. Jadi pada masa menjadi musisi ia biasa di panggil Iwan Fals. Ia merupakan musisi yang aliran lagunya adalah pop, rock, country, dan folk country dan liriknya banyak yang menyindir masa kelam pada era tahun 1970 sampai 1980an di bidang politik.
Saat masih kecil Iwan memang menggemari olahraga, seperti karate, silat, dan yudo. Bahkan ia pernah menjadi juara II karate nasional. Ia juga menggemari olahraga laiya seperti sepak bola, basket, dan volly. Bahkan ia juga pernah mengajar karate di STP (Sekolah Tinggi Publistik). Namun sayang musik lebih memilihnya. Musik adalah olah rasa. Iwan menghilangjan filosofi menang kalah dengan menjadi musisi.
(Baca juga: nissa sabyan, pelantun sholawat era milenial)
Awal karir musik Iwan di mulai di Bandung. Iwan mulai ngamen sejak duduk di bangku SMP. Perhatian lebih tercurah pada gitar. Teman- teman Iwan biasanya memainkan lagu Rolling, akan tetapi Iwan memainkan lagunya sendiri.
Dengan memandang hidup mengalir dan memandang hidup dengan sederhana, maka tercipta lagu-lagu yang liriknya lucu, humor, bercanda membuat orang bahagia. Jelek-jelek yang penting lagu ciptaan sendiri, ujar Iwan. Terkadang jika ada hajatan, kawinan, atau sunatan iwan di undang untuk bernyanyi.
Bambang Bule datang dari Jakarta untuk mencari Iwan dan mengajak Iwan rekaman. Bambang pun berhasil menemuinya. Bermodalkan uang hasil menjual sepada motor untuk membuat sebuah band. Iwan pun bergabung dengan grup musik Amburadul. Akhirnya Iwan rekaman di Musica Studio dan musik Iwan di garap serius.
Namun setelah kaset selesai dijual hasilnya kurang diminati dan tidak laku, Band pun bubar dan Iwan juga keluar. Setelah itu Iwan berbgabung dengan Band SWAMI, di Band itu Lagu-lagu Iwan banyak di minati dan kasetnya pun banyak yang laku. Pada era orde baru acara konser Iwan selalu dibatalkan oleh Aparat karena liriknya dapat memicu konflik. Saat itu penggemar Iwan di juluki Bunga Trotoar , namun seiring berjalanya waktu nama itu di ubah menjadi OI (Orang Indonesia).
Sumber gambar: 99.co
Penulis merupakan siswa kelas X PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik