Opera Tuhan

Penulis: M. Irfan Maulana*

Darah berpendar di belantara singgasana
Tangis ringis langit terjebak pandang;
padanya penikam nafas merdeka
pun titah rangkakmu yang seduka mayat

Sekenang Gareng di surau layar
Kasar nun sabar menyibak usianya
Hingga, ingkar memar yang kau tebar
Dustakan buncit cicit fatwanya

(Baca juga: angka se nyawa)

Pun setawa dengan petruk
Setawa siram yang kau bungkam
Tanpa derma derma Tuhan kau tersembah;
Para rayap pengikis bengis pembebas

Jugakah kau fotocopy semar?
Yang arca dalam kesyirikanmu
Pun penerbang munajat yang tegar
Nun bukan kau penyadap gentar tawaku

(Baca juga: nabastala impirit)

Dasar Bagong!
Pulanglah di detak retak masamu
Bukan bertunas suri yang tersuar
Pulanglah Bagong! Pulanglah
pada semar pemikul duka ria karyamu

Sumber gambar: rudhartono.wordpress.com

Penulis merupakan siswa kelas XII PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post