Penulis: Sheilla Ramadhania Aulia Putri*
Kasihku
Dalam kelana mencari rahmat, betapa luas peta yang
kau rencanakan
Betapa dalam materi yang kau asah tajam
Hanya karena ingin kita bersama di sungai nirwana,
menikmati indahnya telaga alkautsar
Jika dunia teribarat sebuah kapal, kasihmu sudah menyentuh setiap inci kerangkanya
Memberi kesejukan dalam jiwa kejahilan yang dulu mengendap
Menyingsing keadilan dalam kebodohan hidup yang merajalela
(Baca juga: langit)
Tak peduli setebal apa peta yang
harus kau buat
Tak peduli selebar apa kertas yang kau butuhkan
Tak peduli sekejam apa kita melemparmu dari balik
pinggiran kapal
Kau tetap mengelus papan kayu dengan perlahan
Memberi ketegaran untuk menghadapi
kerasnya ombak lautan
Hingga akhirnya kapal bersandar
Kau terjemput turun terlebih dahulu
Sebelum aku ada, sebelum ibuku yang hamil menaiki kapal itu
Tapi, aroma tubuhmu terpadu satu dalam heningnya bagasi perahu
Meski layar turun berganti mesin
Aroma ketenangan itu tetap menyerbak dalam hening
(Baca juga: menyapu langit)
Wangi
Kesejukanmu tersebar alami
Bersama rahmat dari peta yang kau susun rapi
Kasihku
Perjuanganmu satu abad lalu tercium indah dari
qalbuku
Jika buguru bertanya, siapa pahlawan favoritku,
Kau tak pernah luput tersebut dari urutan satu sampai
sepuluh
Aku mencintaimu kasih
Dan mantra itu tersebut setiap hari
Allahumma sholli ala habibika
sayyidina Muhammad
Allahumma sholli ala habibika sayyidina Muhammad
Allahumma sholli ala habibika sayyidina muhammad
Dan baru kemarin pesan-Nya
tersampaikan dari cahaya bulan purnama
kapal akan merapati bibir pantai
Akankah aku menjengukmu?
Sumber gambar: muslim.okezone.com
Penulis merupakan siswa kelas X IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik