Bedah Dua Buku Sastra Karya Ibnu Wicaksono dan Fiezu Himmah, dan Antusiasme Santri Nuris
Pesantren Nuris – Hari Sabtu, 09 Januari 2021, Pesantren Nuris Jember awali tahun 2021 dengan kegiatan yang penuh makna dan positif. Meski pandemi covid-19 belum menandakan akan mereda, konon meningkat tiap harinya, santri di Pesantren Nuris Jember tetap melaksanakan kegiatan bedah buku sastra dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat.
Bedah buku sastra ini melibatkan dua sosok sastrawan muda berbakat yakni, Ibnu Wicaksono dengan buku kumpulan cerita pendeknya Bapak Puisi, Ibu Novel, dan Kami Pembatas Buku dan Fiezu Himmah dengan buku kumpulan puisinya Nomaden.
Mereka adalah penulis buku sastra yang sarat prestasi dan pengalaman seni pertunjukan yang luar biasa dengan latar belakang sama yakni, lulusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Jember (UNEJ). Namun, mereka berbeda profesi, Ibnu Wicaksono berkhidmat menularkan semangat sastra di Pesantren Nuris Jember sedangkan Fiezu Himmah sebagai content creator sukses di Jakarta.
(baca juga: KH. Dr Aguk Irawan: Sosok Sastrawan dari Kalangan Nahdliyin)
Segenap santri turut antusias berdialog dengan dua pemateri tersebut. Sebagian besar santri Pesantren Nuris Jember memang sudah banyak yang membaca karya Ibnu Wicaksono tersebut, dan juga beberapa yang mulai mengenal karya puisi Fiezu Himmah yang penuh makna kedamaian dan perjalanan kehidupan.
“Senang dan bersyukur acara bedah buku sastra yang memang agenda rutin kami berjalan lancar dan meriah. Apalagi diisi oleh pemateri yang milenial banget ya, cocok sekali dengan kondisi santri yang memang memiliki hobi sastra yang cukup tinggi. Bahkan yang jadi moderator juga seorang penulis sastra yang juga alumni Nuris sendiri, Ayu Novitas Sari, jadi tambah meriah.” Tutur Achmad Faizal, selaku koordinator acara tersebut.
Dalam sambutan koordinator acara disampaikan bahwa melalui kegiatan bedah buku dua karya sastra ini bertujuan memfasilitasi santri dalam mengekspresikan diri melalui sastra, memunculkan semangat berkarya, dan mempertajam pemahaman sastra santri dengan dimensi yang luas dan bermartabat.
Fani, salah satu peserta bedah buku sastra berkomentar, “Senang sekali bisa ikut acara ini, saya yang penasaran dengan isi buku mas Ibnu jadi terlampiaskan. Juga bisa tahu bagaimana menulis buku sastra dan dikasi tips sama mbak Fiezu seorang penulis cantik dan berbakat. Pokonya, semangat terus sastra santri Nuris.”[AF.Red]