Filosofi Menarik Gamelan Jawa

Penulis: Rifki Muhlisin*

Indonesia memiliki banyak pulau, dan suku, dan setiap suku pasti mempunyai adat dan kebudayaan masing-masing. Khususnya suku jawa, dalam suku jawa sendiri memiliki budaya yang beragam, seperti tarian, tata krama hidup, alat musik, dll. Nah pada artikel kali ini, penulis akan membahas tentang filosofi budaya jawa yang berupa alat musik, yaitu gamelan.

Teman-teman pasti sudah tidak asing lagi dengan gamelan. Gamelan sendiri bukan hanya milik jawa, ada pula gamelan sunda dan gamelan bali. Masing-masing memiliki ciri khas yang berbeda, Gamelan Jawa memiliki suara dan dimainkan lebih lembut, Gamelan Bali lebih nyaring, dan Gamelan Sunda memiliki khas dengan seruling, sudan, dan rebabnya.

Gamelan berasal dari bahasa jawa “gamel” yang berarti memukul/menabuh, diberi akhiran “an” yang menjadikannya sebagai kata benda, secara kata Gamelan memiliki filosofi G-A-M-E-L-A-N, G(Gusti) A(Allah) M(Maringi,memberi) E(Emut,ingat) L(Lakonono) A(Ajaran) N(Nabi).

(Baca juga: cemburu ditinjau dari dua sisi)

Gamelan jawa memiliki instrumen beragam, dan masing-masing instrumen memiliki makna yang berkaitan dengan kehidupan. Instrumen tersebut antara lain:

Kendhang

Kendhang sendiri memiliki filosofi “ndang”(b.jawa) yang artinya bersegera, maksutnya adalah agar kita bersegera ketika mau beribadah kepada sang Maha Pencipta, bukan ketika dalam beribadah kita harus bersegera lo ya. Selain itu, arti lainnya adalah manusia harus segera melaksanakan aktivitas sesudah bangun pagi, dengan begitu rezeki akan datang kepadanya.

Bonang Barung dan Bonang Penerus

Ketika dimainkan bonang berbungi “nang”, bunyi tersebut memiliki arti manusia setelah lahir, manusia harus bisa berpikir jernih, sehingga keputusan diambil penuh kesadaran.

Saron

Instrumen ini terbuat dari bahan besi dan berbentuk seperti lesung kecil. Berasal dari bahasa jawa “sero” yang artinya keras, Saron mengajarkan manusia agar senantiasa lantang dalam menyuarakan kebenaran.

Gender

Kata Gender berasal dari “gendera” atau bendera sebagai simbol permulaan. Sebagai permulaan gending maupun sebagai permulaan kehidupan.

Gambang

Gambang yang berarti seimbang dan jelas, menunjukkan bahwa menjadi manusia harus ada keseimbangan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat, manusia juga harus jelas mengenai apa yang ingin dilakukan serta keseimbangan lahir dan batin.

(Baca juga: perjalanan panjang tahun baru imlek di indonesia)

Suling

Berasal dari kata “ling” eling, yang berarti ingat, maksutnya agar kita selalu ingat akan kewajiban. Suling terbuat dari bambu dan cara memainkannya dengan ditiup.

Siter

Dimainkan dengan cara dipetik, berasal dari kata “siteran”, makna filosofinya adalah manusia harus mampu mengantarkan atau membimbing orang lain pada suatu tujuan yang baik.

Rebab

Alat ini dibunyikan jika Gender tidak ada. Mengandung makna filosofi bahwa manusia dalam melakukan sesuatu harus memiliki tujuan yang jelas. Agar tindakan yang dilakukan tidak menyimpang.

Kethuk

Kethuk ketika ditabuh mengeluarkan bunyi “thuk”. Yang berarti manthuk atau setuju, maksudnya adalah manusia harus setuju dengan semua perintah dan larangan sang Maha Pencipta

Kempul

Kempul diambil dari kata “kumpul”, yang berarti ajakan untuk berjamaah dalam hal ibadah, berkumpul dengan manusia lain, tidak boleh egois. Intrumen ini mirip gong tapi berukuran lebih kecil

Gong

Intrumen ini berukuran besar, menunjukkan bahwa Allah itu Maha Besar/ Maha Agung. Segala sesuatu bisa terjadi bila ada ijin Allah.

Itulah makna tersirat dari Gamelan Jawa, semoga kita semua semakin cinta kebudayaan lokal, dan bisa mengambil manfaat.

Sumber gambar: diction.id

Penulis merupakan siswa kelas X PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post