Menghitung 6666 Sajak Langit

Penulis: Iffah Nurul Hidayah*

/1
Aku tak peduli bila hari ini aku mesti menguliti diriKetika 1+1 menjadi sama dengan hangus tanpa artiBukankah kau tahu biji mataku ini telah tereliminasi

Jauh ketika aku dan kau mengenal 1+1 diiringi otak lugu
Tinta biruku sedang habis dan menulis aku tak mau
Jika dengan tinta hitam, cinta tak bisa dihitung seorang aku

/2
Mula-mula kau singgung sepasang matiku yang liangMengupas percepatan denyut kepalaku yang telah matangSebenarnya untuk apa? Kau kira kepalaku ini kentang?

Namun belum tuntas kau ku kupas, kau pendam aku dalam-dalam
Menguburku dalam lubang jajar genjang yang remang, kusam, suram
Aku hanya mengira, kau tak lupa bahwa aku tak punya mata, bukan?

(Baca juga: detak sajak)

/3
Aku mendengarmu masih menghitung sajak langit
Bunyinya membuat seakan biji mataku tumbuh melejit
Setiap waktu kau tambah satu, tanpa menggerutu pula menjerit

Tetapi seketika kau terdiam, kemudian menghunus-hunusku dari luar lubang
Tak ada darah, nyeri, lirih, perih kurasa luar biasa mengerang
Rupanya kau lupa urutan hitunganmu yang telah sampai beruang-uang

/4
Grafik laju hitunganmu mengarah pada minus sekarang
Lengan kaus hitammu koyak terkait ujung belati tadi siang
Kau tak acuh, sibuk mengaduk volume air di kepalamu yang tergenang

Menyusun Kembali balok-balok sajak langitmu
Aku berteriak dalam lubang, menyumbang energi semu
Namun kau mengguyur sekujur rautku, demikian kaubungkam aku

/5
Diketahui lengan kaus hitam koyakmu itu telah dijahit
Dililit rapi dengan benang domain air mata yang pahit
Aku menggigil bersama genang variabel air liur yang tak sedikit

Persis di atas sana kau membuat rumus minus yang menjadikannya plus
Tak lupa sembari menggali lubang jajar genjang serupa lubang tikus
Kedua pekerjaan itu cukup membuatku takut seperti tikus rakus

/6
Sampai di sini aku masih tak pedul dan tetap menyayati selaput-selaput nadiku
Sedang kau malah mengembalikan dari elilminasi sepasang biji mataku
Sebenarnya apa maumu? Melihatmu mengulit bentuk hatiku yang mencinta, begitu?

(Baca juga: menghitung rumus)

Cukup, berhentilah! Rumus yang kau dasarkan padaku sangat berhasil mendekam
Balok-balok sajak langit dalam otakmu itu tersusun rapi pada malam
Lengkap, beberapa rangkap, satu persatu menjadikannya terjumlah 6666

Jember, 12 Januari 2021

Naskah puisi diikutkan dalam lomba cipta puisi matematika di ajang SME 2021 di Universitas Muhammadiyah Gresik dan didaulat sebagai juara 1 tingkat Provinsi Jawa Timur

*penulis adalah siswa MA Unggulan Nuris kelas XI IPA 1

Related Post