Ini Dia Sunah Puasa yang Harus Diketahui, Cekidot Gaes (bagian 1)

penulis: Muhammad Hamdi, S.Sy.*

Selamat melaksanakan ibadah puasa ya gaes!!! Alhamdulillah kita bertemu lagi dengan bulan penuh berkah, semoga amal ibadah kita dilancarkan dan diterima oleh Allah sebagai langkah peningkatan keimanan dan ketakwaan.

Nah, dalam kewajiban berpuasa di bulan Ramadan, terdapat sunah-sunah puasa dan adab-adabnya banyak sekali, maka sangat dianjurkan bagi orang yang berpuasa untuk menghiasai amaliah puasanya dengan sunah-sunah dan adab-adab tersebut. Sebab dengan melakukannya, akan menggapai kebaikan dunia maupun akhirat.

(baca juga: Resensi Buku Risalah Thaharah Menuju Ibadah yang Sempurna)

Adapun diantara sunnah-sunnah tersebut adalah:

  1. Sahur, dengan apapun bentuknya, baik makanan atau minuman, walaupun sedikit, walaupun dengan seteguk air, sebab sahur mengandung barokah luar biasa.
  2. Mengakhirkan sahur sampai akhir malam, selama tidak masuk dalam keragu-raguan perihal keluarnya fajar shodiq (masuknya waktu sholat Shubuh). Adapun sahur sendiri waktunya masuk pada pertengahan malam.
  3. Takhlil setelah sahur, yaitu membersihkan sela-sela gigi dari sisa-sisa makanan, bahkan sebagian pendapat mengatakan bahwa takhlil ini lebih kuat kesunnahannya bagi orang berpuasa dari pada siwakan.
  4. Tathyib, yaitu memakai wangi-wangian sebelum keluarnya fajar shodiq (masuknya waktu sholat Shubuh) bagi orang yang berkehendak melakukan puasa. Kesunnahan ini diqiyaskan/disamakan dengan kesunnahan memakai wangi-wangian sebelum ihram dan kesunnahan siwakan sebelum zawal (bergesernya matahari dari tengah langit).
  5. Ta’jilul Fithri, yaitu menyegerakan berbuka puasa ketika sudah meyakini terbenamnya matahari atau ketika sudah ada persangkaan kuat dengan perantara pertanda-pertanda yang kuat. Sunnah melakukan kesunnahan ini sebelum melaksanakan sholat Maghrib.
  6. Membatalkan/berbuka puasa dengan kurma ruthob, kalau tidak ada, maka kurma tamr, kalau tidak ada maka kurma busr, kalau tidak ada maka air dan kalau tidak ada maka dengan makanan yang manis-manis.
  7. Semisal membatalkan/berbuka puasanya dengan kurma, maka disunnahkan dalam jumlah ganjil.
  8. Mengupayakan sekuat tenaga berbuka dengan perkara halal. Sebagian ulama’ berkata, ketika kalian berpuasa maka fikirkanlah dengan apa kalian berbuka, dan disamping siapa kalian berbuka, sebab perkara haram adalah racun yang merusak agama. Adapun perkara halal bisa menjadi obat ketika sedikit, dan bisa berbahaya apabila banyak.
  9. Berdo’a ketika berbuka puasa, dimana yang lebih utama adalah berdo’a sesuai yang warid (diajarkan langsung)  Rasulullah SAW.
  10. Berdo’a ketika melaksanakan puasa, baik urusan dunia atau akhirat.
  11. Memberi hidangan berbuka bagi orang yang berpuasa walaupun hanya dengan satu kurma atau segelas air, tetapi yang lebih utama adalah sampai mengenyangkan mereka.
  12. Menghindari kekenyangan yang melewati batas. Tujuannya supaya menampakkan bekas-bekas dan tujuan berpuasa.

Sumber: It haaf al-Anaam bi Ahkaam as-shiyaam, hal;67-68

sumber foto kover: tribunnewsmaker.com

*penulis adalah mu’allim di Ma’had Aly Nuris Jember

Related Post