Niat Puasa Ramadhan, Antara Romadhona dan Romadhoni, Manakah yang Benar?

Penulis: Holid Hasan*

Marhaban ya ramadhan, ramadhan sudah di depan mata. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit tentang niat puasa ramadhan. Adapun niat puasa yang digunakan di masyarakat adalah sebagai berikut:

نويت صوم غد عن أداء فرض شهر رمضان هذه السنة لله تعالى

Dalam melafakan lafad رمضان fakta yang terjadi dimasyarakat ada yang membaca romadhona (dengan membaca fathah nun) dan ada yang membaca romadhoni (dengan membaca kasroh nun), manakah yang paling benar ?

Yuk simak supaya tidak penasaran! Dilihat dari kaca mata nahwu (gramatikal bahasa arab) رمضان bisa dibaca dengan romadhona atau romadhoni, tinggal bagaimana kita berhujjah.

(Baca juga: hukum suap menyuap dalam islam)

1. Dibaca romadhoni dengan mengidhofahkan lafad رمضان pada lafad هذه. karena lafad رمضان di idhofahkan ke lafad هذه maka tanda jernya lafad رمضان ialah menggunakan kasroh, walaupun yang kita tau tanda jer isim ghoiru munshorif itu menggunakan fathah, akan tetapi (tanda jer menggunakan fathah) itu berubah menjadi kasroh apabila dia dimudhofkan pada kalimat setelahnya.

2. Dibaca romadhona, dengan alasan tidak mengidhofahkan رمضان pada lafad setelahnya, dan menjadikan lafad هذه sebagai dhorof. Karena tidak dimudhofkan pada lafad هذه, maka tanda jer lafad رمضان adalah menggunakan fathah.

Awalnya saya beranggapan sah-sah saja kita melafalkan romadhona dan romadhoni, sama sama benar, itu hipotesa awal saya, akan tetapi semua itu terbantahkan ketika saya menemukan pendapat yang dikemukakan oleh syeh Ibrahim al bajuri dalam kitabnya hasiyah Ibrahim albaijuri ala fathul qorib.

(قوله : رمضان هذه السنة) بإضافة رمضان الى اسم الاشارة لتكون الاضافة معينة لكونه رمضان هذه السنة، وايضا على عدم الاضافة تكون هذه السنة ظرفا لقوله نويت وهو فاسد، لأن ظرفا النية اللحظة التي وقعت فيها من الليل لا السنة.

Maksud dari ibarot di atas ialah: harus mengidhofahkan lafad رمضان pada isim isyaroh هذه supaya idhofahya menjadi jelas yang dimaksudkan adalah ramadhan tahun ini, dan ketika tidak di idhofahkan, maka lafad هذه akan menjadi dhorof dari lafad نويت adapun pendapat seperti itu (menjadikan هذه sebagai dhorof) adalah pendapat yang fasid, karena dhorof itu waktunya sebentar, yang terjadi pada malam itu saja, jadi ketika menggunakan dhorof maknanya bukan ramadhan tahun ini, tapi ramadhan malam mini.

Hal ini juga diperkuat oleh syeh abu bakar syatta dalam kitabnya Ianatut Thalibin

(قوله: بالجر لاضافته لما بعده) أي يقرأ رمضان بالجر بالكسرة، لكونه مضافا إلى ما بعده

yang artinya : رمضان dibaca jer dengan menggunakan kasroh, karena di mudhofkan pada kalimat setelahnya.

Jadi kesimpulannya yang benar ketika kita niat puasa ramadhan adalah dengan membaca kasroh nun pada lafad ramadhan. Adapun niatnya adalah sebagai berikut!

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ لِلهِ تَعَالَى

Selain itu, puasa ramadhan ini berbeda dengan puasa yang lain, khusus dalam maslah niat, waktu berniat puasa ramadhan dimulai ketika terbenamnya mata hari sampai terbitnya fajar. Dan niatnya juga harus diulang ulang tiap malam.

(Baca juga: hadiah bagi hamba Allah yang menunaikan dhuha)

Jadi ketika kita lupa tidak berniat pada malam harinya, maka puasa kita tidak sah.

Untuk mensiasati dan berjaga jaga agar puasa kita tetap sah apabila suatu saat kita lupa tidak niat pada malam harinya, maka kita bertaqlid atau mengikuti pendapat imam malik yang memperbolehkan niat puasa cukup satu kali saja diawal bulan ramadhan.

Adapun niatnya adalah sebagai berikut!

نَوَيْتَ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ تَقْلِيْداً لِلْاِمَامِ مَالِكٍ فَرْضًا لِلهِ تَعَالَى

Selamat menunaikan ibadah puasa, dan semoga bermanfat.

Sumber gambar: jatim.idtimes.com

Penulis merupakan guru BMK MTs Unggulan Nuris Jember

Related Post