Judul Buku: Antologi Cerpen “Jalan Panjang Hijabku”
Penulis: Citra Yupita Dkk
Peresensi: Devita Wulan
ISBN:978-623-6791-28-8
Penerbit: (MIGRASI) Sulur Pustaka Grup
Halaman: 14 x 21 cm, vi + 223 hlm.
Cetakan: Cetakan I, 2021
Kategori: Antologi Cerpen MTs Unggulan Nuris
Sinopsis
Antalogi Cerpen “Jalan Panjang Hijabku” merupakan kumpulan cerpen karya santri Pesantren Nuris Jember lembaga MTs Unggulan Nuris. Ada 50 judul Cerpen dalam antalogi ini, yang mengangkat tema “Kehidupan remaja Islami”. Ini merupakan antalogi Cerpen pertama lembaga MTs Unggulan Nuris yang diterbitkan oleh Tim Penjamin Mutu Pesantren Nuris Jember, yang bekerjasama dengan penerbit (MIGRASI) Sulur Pustaka Grup Sleman Yogyakarta.
(Baca juga: cerpen tentang arti bangga menjadi santri)
Dalam cerpen “Jalan Panjang Hijabku” menceritakan tentang perjalanan berhijab seorang gadis remaja yang mulai beranjak dewasa. Berawal dari rasa penasarannya yang melihat banyak wanita di sekitarnya yang dengan mudah melepas hijab dan menggunakannya kembali. Tak hanya itu, ia juga melihat banyak teman-temannya yang sudah berhijab namun kemudiannya melepasnya, dengan alasan panas, gerah, gatal dan lain-lain.
Dari sana ia belajar banyak hal, ia tidak ingin menjadi manusia-manusia seperti orang di sekitarnya, ia pun akhirnya ragu ketika memutuskan untuk berhijab. Padahal sang ayah sudah menyuruhnya untuk mengenakan kerudung.
Tak habis akal sang ayah dengan sabar mengajak tokoh utama untuk mempelajari pentingnya berhijab, ia mulai membelikan majalah-majalah islami kepadanya, juga bacaan-bacaan islami yang dapat menambah wawasan tokoh utama.
Akhirnya hal tersebut mampu membuatnya memutuskan untuk berhijab dengan tanpa paksaan. Dan berusaha mempertahankannya.
(Baca juga: bedah novel writer vs editor)
Kelebihan
Cerpen ini menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh pembaca, cocok untuk bacaan para remaja islami. Covernya juga sangat menarik, dengan warna biru cerah dan siluet. Beberapa cerpen lain dalam antalogi ini juga mengangkat tema yang ringan dan sangat mendidik.
Kekurangan
Kekurangan yang terdapat dalam antalogi ini mungkin terletak pada layout bahasanya, yakni masih banyak tulisan yang typo, sehingga membuat pembaca sedikit terganggu.
Penulis merupakan guru Bahasa Indonesia MTs Unggulan Nuris