Cerpen Tentang Arti Bangga Menjadi Santri

Judul Buku: Antologi Cerpen “Sebutir Mutiara”
Penulis: Anisa Dkk
Peresensi: Devita Wulan
ISBN:978-623-6971-24-0
Penerbit: (MIGRASI) Sulur Pustaka Grup
Halaman: 14 x 21 cm, vi + 74 hlm.

Cetakan: Cetakan I, 2021
Kategori: Antologi Cerpen
SMP Nuris Jember

Sinopsis
Antalogi Cerpen “Sebutir Mutiara” merupakan kumpulan cerpen karya santri Pesantren Nuris Jember lembaga SMP Nuris Jember. Ada 26 judul Cerpen dalam antalogi ini, yang mengangkat tema “Aku Bangga Menjadi Santri”. Ini merupakan antalogi Cerpen pertama lembaga SMP Nuris Jember yang diterbitkan oleh Tim Penjamin Mutu Pesantren Nuris Jember, yang bekerjasama dengan penerbit  (MIGRASI) Sulur Pustaka Grup Sleman Yogyakarta.

(Baca juga: menikmati karya dari seorang santri melalui sastra)

Dalam Cerpen “Sebutir Mutiara” menceritakan tentang kisah seorang gadis bernama Alma, ia merupakan seorang santri yang awalnya dipaksa mondok oleh kedua orangtuanya. Alma adalah gadis yang baik, namun ia sempat berontak dan menolak untuk tinggal di pesantren. ia merasa tak disayang lagi, bahkan disingkirkan oleh kedua orangtuanya.

Hingga kemudian, sang ibu dengan sabar dan penuh kasih sayang menjelaskan bahwa dengan Alma tinggal di pesantren, ia akan menjadi seperti mutiara yang sangat berharga. Ia akan menjadi manusia yang istimewa, dan akan menjadi kebanggaan keluarganya.

Akhirnya Alma pun menerima alasan kedua orangtua dan ikhlas untuk tinggal di pesantren. Dan benar meski awalnya ia tidak kerasan, namun ia terus berjuang. Ia mengikuti banyak ekstrakurikuler di pesantren, juga kegiatan lain yang membuatnya semakin gemilang. Hingga pada suatu ketika ia berhasil memenangkan lomba dengan hadiah umrah. Ia bangga dapat menjadi kebanggaan keluarganya.

(Baca juga: 99 nama cinta film tentang penggambaran asmaul husna)

Kekurangan
Cerpen “Sebutir Mutiara” ini memiliki alur yang sangat ringan, namun ceritanya terlalu padat sehingga membuat pembaca kurang menikmati setiap alur yang dibuat.

Kelebihan
Alurnya ringan dan mudah dipahami oleh pembaca, terutama pembaca yang masih usia belia. Pemilihan kata-katanya pun ringan, tidak terlalu banyak menggunakan gaya bahasa yang rumit.

Penulis merupakan guru Bahasa Indonesia SMP Nuris Jember

Related Post