Penulis: Sirli Qurrota Aini*
aku
setangkai daun, tasbih-tasbih doa penghujung tidur yang
tiada batasnya. hening. adakah yang indah diucapkan selain
tasbih yang lebih menyerupai tubuh ini, sendiri?
aku menyebut asma-Mu dalam gigil waktu, kusapu abu
kelabu maupun kelam temaram dari semesta
tidak lagi tumpah, lamun meluap, hamba gila. bentang-
mahabah menjelma ayat kun fayakun. renung.
(Baca juga:idul fitri)
adakah
Tuhan menjadikan diri lupa dari melayangkan
barisan doa pada waktu yang diciptakan seperti terburu-buru
aku sehelai daun, sesiul angin seringkali tawabi’ bersama
diri pula sendiri, kidung semesta menelaah syahdu
hamba yang paling menghamba
(Baca juga: shakhrah)
aku
hamba lantaran engkau Tuhan
akulah daun selembar,
sebentang sembah pada-Mu kugelar
Jember, 15 September
2020
Sumber gambar: repulika.co.id
*Penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris, lulusan tahun 2021