Buih Sapih Parih

Penulis: Tasya D. Amalia*

Terhimpit bagian pipih dinding bersisih parih
Menuai lembut hijau bersih
Berselimut letih
Mencoba terlihat namun tertutup kain putih
Jangan beri buih-buih
Malang akhirnya terkena perih
Bukan seorang bayi hingga harus disapih-sapih
Cukup ucap kata kasih
Barangkali cinta juga masih
Mungkin benar kata asih
Akan menghilang hidung pipih
Menyiksa badan sedih
(baca juga: Memeluk Hujan)
Buih sapih parih…
Air mata parau dan perih
Sesama tanah kini meletih
Akan pandang bayang memandang putih
Mendekap buih, hancurkan saja patih
Buih sapih parih…
Cukup, ialah sekian terimakasih…

Jember, 12 April 2019
*puisi ini dibuat dalam memeringati hari bumi dan didapuk sebagai juara 1 nasional
*penulis adalah alumni SMA Nuris Jember berprestasi nasional yang kini sedang studi sarjana di Universitas Negeri Malang

Related Post