Tata Krama dalam Pergaulan, Bagian 1

Berinteraksi dengan orang lain adalah aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sosial kita. Ke kanan atau ke kiri, ke depan atau ke belakang, kapan dan di mana pun berada, kita akan terlibat dengan pergaulan bersama orang lain. Untuk itu, tata krama dalam pergaulan perlu dijelaskan.

Pertama: Menyapa dengan Salam

إِذَا لَقِيْتَ الْجَارَ فَابْدَأْ بِـــالسَّـلاَمْ           وَلَيِّنِ الْكَلاَمَ وَاقْصِدِ الْوِئَــــامْ

Ucapkan salam jika bertemu teman
lembutkan kata dan jaga kerukunan

Syarah:

Ketika bergaul dengan orang lain, teman, sahabat, tetangga dan lainnya, seorang muslim wajib menampakkan sikap yang baik dan santun. Kesopanan itu merupakan identitas yang harus melekat dalam setiap tingkah laku umat Islam. Dasar utama tentang keharusan kita berbuat dan bersikap baik kepada teman, sahabat, dan tetangga dekat atau jauh ialah firman Allah Swt:

وَاعْبُدُوْا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا؛ وَبِاْلوَالِدَيْنِ إِحْسٰـنًا، وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتٰـمَى وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجاَرِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمٰـنُكُمْ؛ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْرًا (سورة النسآء: 36)

Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. dan berbuat baiklah kepada kedua ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri (Qs. An-Nisâ’: 36)

(baca juga: Hujjah Aswaja: Hukum Talqin)

Sikap santun itu dimulai sejak awal bertemu hingga akhir pertemuan. Ketika bertemu dengan sesama muslim, hendaknya diawali ucapan salam, sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw:

عَنْ أَبِى أُمَامَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ: قِيْلَ يَارَسُوْلَ اللهِ، الرَّجُلاَنِ يَلْتَقِيَانِ، أَيُّهُمَا يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ؟ قاَلَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْلاَهُمَا بِاللهِ تَعَالَى، وَ فِى رِوَايَةٍ: إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِاللهِ مَنْ بَدَأَ بِالْسَّلاَمِ_رواه أبو داود

Diriwayatkan dari Abû Umâmah Ra bahwa ada orang bertanya, “Ya Rasulallah, dua orang bertemu, mana yang paling pantas memulai salam?” Jawab Rasulullah Saw, “(Yang paling pantas memulai) ialah orang yang paling pantas (mendapatkan rahmat) Allah Swt!” Dalam riwayat lain: “Sesungguhnya orang yang paling pantas (mendapatkan rahmat) Allah Swt ialah orang mengawali ucapan salam!”_HR. Abû Dâwud

Setelah ucapan salam Assalamu’alaikum (Semoga keselamatan tetap untukmu), barulah kita bertegur sapa. Tentu dengan tutur kata yang halus, tidak berusaha bikin perdebatan, seperti telah disabdakan oleh Nabi Muhammad Saw:

عَنْ أَنَسٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قُلْتُ يَا رَسُوْلَ اللهِ، عَلِّمْنِى عَمَلاً يُدْخِلُنِى الْجَنَّةَ.

 قَالَ: أَطْعِمِ الطَّعَامَ، وَأَفْشِ السَّلاَمَ، وَأَطِبِ الْكَلاَمَ، وَصَلِّ بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ، تَدْخُلِ الْجَنَّةَ بِسَلاَمٍ_خَرَّجَهُ الْبَزَّارُ

Diriwayatkan dari Anas Ra, “Saya pernah bertanya, ‘Ya Rasulallah, ajarilah saya suatu amalan yang mengantarkan saya ke Surga!’ Beliau menjawab, ‘Berikanlah makanan, sebarkanlah salam, indahkanlah tutur katamu, dan salatlah malam ketika orang-orang tidur, maka engkau akan masuk Surga!’”_ditakhrij oleh al-Bazzâr[AF.Red]

*terjemahan Kitab Tarbiyatus Shibyan oleh KH. Muhyiddin Abdusshomad, Syaikhul Ma’had Pesantren Nuris Jember

Related Post