Judul Buku: Antologi Puisi “Permisi Pembaca, Selamat Beribadah Puisi”
Penulis: Alya Latifatul Fitriah
Peresensi: Devita Wulan
ISBN:978-623-5893-34-1
Penerbit: Jagat Litera
Halaman: 14 x 20 cm, + 106 hlm.
Cetakan: Cetakan I, 2022
Kategori: Antologi Puisi MA Unggulan Nuris
Sinopsis
Antalogi Puisi “Permisi Pembaca, Selamat Beribadah Puisi” merupakan kumpulan puisi karya Alya Latifatul Fitriah yang merupakan siswa MA Unggulan Nuris Jember. Alya dikenal dengansalah satu siswa berprestasi bidang literasi, karena sejak duduk di bangku MTs Unggulan Nuris ia memang sudah memperlihatkan bakat menulisnya, baik menulis puisi maupun cerpen.
Tak jarang ia mampu menjadi juara bidang kepenulisan dari tingkat kabupaten hingga nasional. Antalogi Puisi “Permisi Pembaca, Selamat Beribadah Puisi” ini salah satu antalogi karyanya yang berhasil diterbitkan, oleh Tim Penjamin Mutu Pesantren Nuris Jember, yang bekerjasama dengan penerbit Jagat Lentera dari Kota Malang Jawa Timur, di dalamnya terdapat lebih dari 100 judul puisi dengan berbagai tema. Semuanya sarat akan makna.
(Baca juga: Antologi Cerpen: Masih Tentang Sastra dan Corona)
Salah satu puisi dalam antalogi ini berjudul Majelis Pengajian Rakyat, yang meceritakan tentang konferensi meja bundar yang dihadiri oleh beberapa tokoh kyai besar di Indonesia, seperti Gus Dur, Cak Nun, Kiai As’ad, Mbah Noen juga Syaikhul Ma’had Nurul Islam Jember Kyai Muhyiddin Abdussomad. Mereka sedang membicarakan tentang Indonesia dan carut marutnya.
Alya sungguh penulis cerdas, melalui diksi yang ia rangkai dalam sajak-sajaknya dapat membuat bapa pembaca berdecak kagum, betapa dia mampu merangkai kata dengan indah tak menggurui.
(Baca juga: Antalogi Puisi “Kala Petang”, Berkisah Tentang Semangat Belajar Santri)
Kelebihan
Tema-tema yang dipilih dalam antalogi puisi ini sangat luas, tentang agama, politik, keluarga, sosial dll. Sangat beragam dan dikemas dengan diksi-diksi yang indah.
Kekurangan
Kekurangannya ada beberapa puisi yang memiliki diksi yang cukup susah untuk dipahami, terutama bagi pembaca awam.
Penulis merupakan guru Bahasa Indonesia MTs Unggulan Nuris