Artikel 3: Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Bioetanol dalam Upaya Menuju Indonesia Mandiri Energi

Penulis: Dewi Ernawati*

Seiring berjalannya zaman maka teknologi akan semakin berkembang pesat. Kemajuan teknologi ini tentu saja memerlukan ketersediaan bahan bakar yang memadai agar mampu menyongsong skala bentuk teknologi yang semakin modern. Menurut IESR pada tahun 2021, data besar total kebutuhan transportasi dengan total kebutuhan energi mencapai 414,981 MBOE dan kebutuhan minyak bumi sekitar 538,197 MBOE. Sedangkan cadangan bahan bakar minyak bumi diprediksi hanya bertahan selama 9 tahun mendatang.

Hal ini ternyata menjadi perhatian khusus di kalangan para pelajar penerus bangsa. Muchammad Nidhor Fairuza dan Alyaa Nur Karimah sebagai siswa SMA Nuris Jember ingin menyolusi hal ini melalui karya ilmiah mereka yang berfokus kepada “Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Bioetanol dalam Upaya Menuju Indonesia Mandiri Energi”. Karya ilmiah ini tentu saja akan sangat berdampak positif terhadap keberlanjutan energi khususnya bahan bakar di wilayah Indonesia.

“Saya juga sudah merasakan bahwa memang bahan bakar kita ini sangat terbatas. Buktinya saja setiap tahun pasti ada kenaikan BBM yang itu tentu akan sangat memberatkan bagi masyarakat Indonesia. Belum lagi untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar masyarakat kecil pasti akan semakin mengalami krisis ekonomi jika bahan bakar kita akan terus melambung setiap tahunnya,” terang Alyaa, Jum’at (20/10/2023)

Mereka juga menyampaikan bahwa pemerintahan Indonesia sering menyinggung terkait persediaan bahan bakar kita yang semakin menipis dan menghimbau untuk beralih ke bahan bakar alternatif.

(Baca juga: Artikel 1: Santri Nuris Peduli Masalah Ekonomi di Masa Pandemi)

“Memang Indonesia ini merupakan negara yang sangat kaya akan sumber dayanya tetapi melimpahnya jumlah potensi energi ini tidak sebanding dengan jumlah energi yang dihasilkan. Sehingga salah satu upaya yang hanya bisa kita lakukan untuk mengatasi krisis energi ini dengan meningkatkan penggunaan kapasitas sumber energi terbarukan dengan memanfaatkan limbah limbah pertanian sebagai bahan bakar alternatif bioetanol,” Ujar Nidhor.

Nidhor dan Alyaa juga menambahkan bahwa limbah batang tembakau, limbah ampas tebu dan batang pisang dapat menjadi alternatif sebagai bahan bakar nabati sebab bahan-bahan ini memiliki potensi tinggi dari segi kandungannya maupun potensi produksinya. Bahan-bahan tersebut akan dikombinasikan menjadi bioetanol FREN (Future Renewable Energy) energi sebagai bahan bakar alternatif ramah lingkungan.

(Baca juga: Artikel 2: Energi Terbarukan untuk Indonesia di Masa Depan)

Bereksperimen dan menghasilkan sesuatu bukan perkara yang mudah. Penelitian ini dimulai dari studi eksperimental untuk meningkatkan kandungan kadar etanol yakni dengan menambahkan batang pisang dan ampas tebu yang mengandung selulosa masing-masing 26,6% dan 35,01%. Kemudian dilakukan proses hidrolisis asam, proses fermentasi hingga proses destilasi, sampai pada akhirnya dilakukan pengujian efektivitas FREN dengan dilakukan perhitungan persentase etanol, uji kadar kalor dan uji laju pembakaran.

Laporan penelitian ini menunjukkan respon yang positif. Produk FREN memiliki kandungan etanol sebesar 92,35% dengan nilai kalor yang dihasilkan sebesar 1,407 kj/g dan memiliki efektifitas waktu pembakaran pada alat bunsen yaitu 7,1 menit dengan laju pembakaran sebesar 0,046g/s. Dilihat dari keunggulan dan dampaknya, produk FREN ini dapat memberikan pengaruh yang signifikan pada masyarakat baik terhadap perekonomian masyarakat, energi di masa depan, respon baik terhadap lingkungan maupun terhadap aspek sosial budaya.

Di akhir kata, mereka berharap dengan adanya produk FREN ini dapat memenuhi kebutuhan bahan bakar serta turut mengimplementasikan program nasional pemerintah tentang SDGs 2030 terutama goals ke-7 yaitu menjamin energi bersih dan terjangkau.

*Artikel ini diambil dari salah satu Karya Tulis Ilmiah  Remaja (KIR) dari buku Karya Ilmiah Remaja : Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Bioetanol dalam Upaya Menuju Indonesia Mandiri Energi, karya: Nidhor Fairuza dan Alyaa Nur Karimah. Lembaga SMA Nuris Jember

Penulis artikel merupakan Guru Bahasa Indonesia SMP Nuris Jember

 

 

Related Post