Judul Buku : Ayat-ayat Perindu
Penulis : Sari Dewi Jakfar
Penerbit : Sulur Pustaka
Tahun terbit : Cetakan Pertama, 2018
Jumlah Halaman : 76
ISBN : 978-602-5803-12-3
Peresensi : Putri Utami Octaviya*
Sinopsis:
Antologi puisi berjudul Ayat-ayat Perindu merupakan hasil karya pertama dari tangan seorang santri SMA Nuris Jember. Tak sekedar melahirkan sajak-sajak puisi, dalam karyanya yang istimewa ini sang penulis ingin membagikan kisah hidupnya. Seolah memutar kembali memori kehidupan yang telah Ia alami agar semua bisa merasakan dan mengambil pesan moral dalam tuangan karyanya.
Santri berbakat ini bernama Sari Dewi Jakfar. Penulis mempunyai masa lalu yang membuatnya membenci sebuah bait-bait puisi. Berawal dari tak menyukai aktivitas membaca dan menulis hingga Ia terobsesi kepada seorang sastrawan yang sukses. Ia ingin seluruh dunia mengenal bait-bait puisi yang dibuatnya. Maka lahirlah karya pertamanya ini.
Antologi puisi ini mempunyai 57 judul puisi. Diantaranya puisi yang berjudul Ayat-ayat Perindu. Bercerita mengenai seseorang yang menyadari kehidupan yang dijalaninya telah menjauhkan Ia kepada sang pencipta. Bergelimangan harta tak membuat hatinya tenang dan aman. Melainkan Ia semakin merasakan kegelisahan. Mungkin ini secuil kasih sayang dari Tuhan agar Ia kembali kejalan yang benar.
Puisi berjudul Ronta tak kalah menarik dalam antologi ini. Tak heran ini dijadikan sebagai pembuka antologinya. Dalam karyanya ini penulis menceritakan bagaimana upaya yang dilakukan untuk melepaskan diri dari jalur kehidupannya saat ini. Ia merasakan kesepian dan kegelisahan. Hidupnya penuh dengan penderitaan yang tak kunjung usai. Pada akhirnya kematian adalah kepasrahan yang sedang dijalaninya.
Karya antologi puisi ini ditutup dengan puisi berjudul ’45. Dilihat dari judulnya kita sudah mengetahui apa tema dari puisi ini. Tumpahan semangat memerdekakan negara Indonesia yang terus membara. Sebagai generasi muda Ia bertekat untuk terus mengharumkan nama Indonesia. Meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah gugur dalam medan perang.
(Baca juga: Kumpulan Puisi Tentang Narasi Sosok Ibu)
Masih banyak kumpulan puisi menarik lainnya dalam antologi ini. Sebuah pencapaian yang hebat bagi seorang santri yang masih duduk di bangku SMA hingga bisa melahirkan sebuah antologi puisi. Tentunya bukan berarti ini merupakan karya yang asal dibukukan saja. Sebab ada prosses seleksi dan pembinaan secara intensif sehingga tercetaklah buku ini.
Kelebihan:
Dalam buku ini terdapat berbagai macam tema puisi sehingga dapat memperluas pengetahuan pembaca. Dengan munculnya berbagai macam tema tentunya dapat menambah pesan moral yang dapat dipetik oleh pembaca. Penggunaan majas dalam setiap bait-bait puisinya dirangkai secara halus dan estetis sehingga menumbuhkan rasa candu bagi pembaca untuk terus membaca puisi halaman selanjutnya.
Kekurangan:
Design sampul antologi ini kurang menarik. Dan juga design bingkai dalam setiap halaman juga masih monoton. Agar terlihat menarik dan tidak membuat pembaca jenuh bisa lebih ditingkankan format penulisan dan tambahan bingkainya.
Penulis merupakan guru Bahasa Indonesia SMP Nuris Jember