Bingung cara membasmi hama? Santri Nuris punya solusinya

Muda berkarya, siswa MA Unggulan Nuris ciptakan alat pembasmi hama super keren 

Pesantren Nuris-Hallo semuanya, bagaimana kabarnya? Semoga dalam keadaan yang baik dan selalu dalam perlindungan-Nya ya. Nah, sebelumnya nih kita semua sudah tahu ya kalau penduduk Indonesia tuh mayoritas menjadikan beras sebagai bahan pokok makanan. Beras didapatkan dari padi yang ditanam oleh para petani setelah melalui banyak proses. Sudah menjadi rahasia umum juga kalau dalam prosesnya tuh banyak banget tantangannya yang salah satunya itu pemberantasan hama.

Hama tanaman pada tumbuhan padi banyak macamnya. Oleh sebab itu, berbagai upaya dilakukan agar bisa ditanggulangi. Hasilnya apa? Berkurang iya namun tidak banyak bahkan masih belum hilang. Salah dalam menangani atau kurang penanganan bisa jadi panen tidak mendapatkan hasil yang baik. Salah dalam penggunaan bahan pemberantas hama juga bisa menjadi masalah baru. Hal ini kemudian menjadi sorotan dua siswa MA Unggulan Nuris Jember. Mereka adalah M. Sultan Fairuz Al-Ghifari dan Faizah Maulidatul Romadhoni.

Wah, sorotan yang gimana tuh? Jadi, menanggapi masalah tersebut, mereka membuat ide untuk memberikan sebuah alternatif solusi. “Rancangan yang ada mengusung konsep kolaborasi yaitu PHT (Pengelolaan Hama Terpadu). PHT ini merupakan alat mekanis dengan menggabungkan beberapa jebakan yaitu perangkap ikat, dan perangkap lampu. Hal ini dibuat karena masih jarang adanya penggabungan beberapa cara untuk menanggulagi permasalahan hama ini oleh petani sebagai pemain utama. Tidak kalah penting, penambahan konsep IOT digunakan untuk mempermudah pengaplikasian alat yang digunakan,” terang Sultan, Jum’at (26/01/2024).

(Baca juga: Borong 14 Medali Olimpiade Bahasa Inggris, Prestasi Keren Siswa SMA Nuris Jember di Ajang OLIMNAS)

“Waktu pelaksaan dilakukan dalam 7 hari dengan pengulangan dua kali pada empat faktor di delapan titik tempat pengamatan. Pengukuran dilakukan menggunakan metode dua faktor yaitu faktor utama (Y dan S) dengan dua variabel dan faktor pendukung yaitu light trap. Data penelitian yang didapatkan kemudian diuji dengan analisis ANOVA. Hasilnya, meski alat ini membutuhkan modal awal yang lumayan, namun hasilnya efektif dan ketika ditelusuri lebih jauh maka biaya yang digunakan lebih terjangkau daripada menggunakan pestisida berkala dengan resiko pencemaran  lingkungan,” tambah Faizah.

Respon baik juga ditunjukkan oleh berbagai pihak. “ Pembina dan beberapa guru berharap bahwa alat ini bisa memberikan manfaat kepada penggunanya. Juga, bangga dengan pencapaian yang dilakukan karena bisa memberikan solusi nyata kepada masyarakat sekitar. Tentunya mereka juga berharap bahwa kegiatan ini terus berkembang agar siswa lebih aktif, bisa melihat sekitar, dan menyadari bahwa mereka dibutuhkan untuk mengubah hal menjadi lebih baik,” ujar Sultan.

Wow, salut. Muda berkarya dan peduli lingkungan itu hal yang sangat diperlukan. Produktif untuk hal-hal yang baik itu keren. Adanya solusi akibat masalah hama ini dan manfaat nyata yang sudah diberikan membuat kita sadar bahwa peduli pada sekitar itu penting. Semangat jiwa muda juga menjadi faktor utama agar hal tersebut bisa tercapai. Semoga ini bisa menginspirasi kita semua untuk masa depan yang lebih baik. Good job. [DE.Red]

Related Post