Resensi Film Air Mata di Ujung Sajadah: Kasih Ibu Tak Pernah Putus

Penulis: Devita Wulan*

Film Air Mata di Ujung Sajadah (2023) merupakan salah satu film Indonesia yang wajib ditonton, segala lini usia dapat menonton film bergenre drama keluarga ini. Dibintangi oleh Titi Kamal, Citra Kirana, Fedi Nuril, dan Krisjiana Baharudin. Film ini sangat emosional dan menguras emosi.

Sinopsis

Film Air Mata di Ujung Sajadah, berkisah tentang perjuangan seorang ibu, Aqilla (diperankan oleh Titi Kamal), yang berusaha menghadapi kebohongan dan mempertahankan haknya untuk memiliki kembali anak kandungnya, Baskara. Aqilla, diperankan oleh Titi Kamal, menjadi korban dari sebuah kebohongan tragis yang melibatkan ibunya sendiri, Halimah (Tutie Kirana).  Sebelumnya, Aqila yang merupakan anak tunggal diminta ibunya untuk meninggalkan Arfan (Krisjiana Baharudin), pacarnya. Dan meminta Aqila melanjutkan kuliah di luar negeri.

Namun, Aqila tidak mau dan ia memutuskan untuk menikah diam-diam dengan pacarnya dan pergi dari rumah.

Namun naaz, saat Aqila mengandung anak mereka, Arfan mengalami kecelakaan dan meninggal dunia, akhirnya Aqila pun kembali ke pangkuan ibunya. Dan ketika Aqila melahirkan anaknya,

Halimah berbohong bahwa bayi Aqilla yang lahir dari hubungannya dengan Arfan telah meninggal.

Bayi tersebut kemudian diasuh oleh pasangan Arif (Fedi Nuril) dan Yumna (Citra Kirana), yang sudah lama merindukan kehadiran seorang anak. Halimah pun meminta Arif dan Yumna untuk pergi jauh membawa Baskara.

(Baca juga: Review Film Layla Majnun: Kisah Cinta Tragis yang Melegenda)

Tujuh tahun berlalu, Aqilla mengetahui bahwa anaknya, Baskara (Faqih Alaydrus), masih hidup. Konflik timbul ketika Aqilla berusaha mendapatkan kembali hak asuh atas anaknya, namun di sisi lain, dia merasa tidak tega merenggut kebahagiaan keluarga Arif, Yumna, dan Eyang Murni (Jenny Rachman). Perasaan bersalah melanda Arif dan Yumna yang tidak sanggup melepaskan Baskara, namun mereka juga menyadari bahwa mereka telah menjadi penyebab dari penderitaan Aqilla.

Film ini menjadi cermin kehidupan yang penuh dengan keputusan sulit dan pengorbanan. Aqilla terjebak dalam situasi di mana dia harus memilih antara haknya sebagai ibu biologis dan kebahagiaan yang telah terbentuk di keluarga yang merawat anaknya selama ini. Tema kebenaran dan pengorbanan diperkuat melalui konflik moral yang dialami setiap karakter.

 

Kelebihan

Film ini sangat bagus untuk ditonton oleh segala usia, dan memiliki banyak makna kehidupan. Apalagi bagi seorang ibu, kisah di film ini tentu dapat membuat para ibu menangis, karena tau rasanya berat harus berpisah dengan sang anak.

Kekurangan

Kekurangannya mungkin di sinematografinya yang kurang bervariasi, dan latar dalam film yang hanya di tempat itu-itu saja.

 

 

 

 

Related Post