Review Film Layla Majnun: Kisah Cinta Tragis yang Melegenda

Penulis: Deli Annisa Virca*

Film Layla Majnun (2021) garapan sutradara kenamaan Indonesia Monty Tiwa, berkisah tentang perjuangan perempuan menggapai cita-cita, juga cinta sejati bernama Layla. Film ini dibintangi oleh Acha Septriasa dan Reza Rahadian.

Tokoh Layla kecil adalah seorang anak desa yang ditinggal mati oleh ayahnya yang seorang dalang, setelah kepergian ayahnya dengan cara yang tragis yakni terombang ambing di lautan. Ia dan ibunya harus tinggal bersama pakdenya yang dikenal keras dan tegas. Karena rumah mereka harus dijual untuk melunasi hutang almarhum ayahnya.

Sedangkan Layla dewasa digambarkan adalah sosok seorang guru bahasa Indonesia, di sebuah sekolah islam. Selain sebagai guru ia juga seorang novelis yang memiliki penggemar bukan hanya di Indonesia, tetapi hingga ke luar negeri. Dalam novel itu, ia mengisahkan proses pemulihan dirinya dari luka ditinggal sang ayah yang meninggal saat Layla masih anak-anak.

(Baca juga: 99 nama cinta film tentang penggambaran asmaul husna)

Usai mendapatkan pengumuman bahwa dirinya diterima menjadi dosen tamu di sebuah universitas di Azerbaijan, Layla mendapatkan kabar tak terduga. Ia dijodohkan oleh pakdenya dengan Ibnu (yang diperankan oleh Baim Wong), teman masa kecil sekaligus calon bupati yang banyak membantu keluarganya secara finansial.

Layla gamang. Ia yang selalu mendorong murid-murid perempuannya untuk menggapai mimpi dan tak hanya sekadar menyerahkan hidup untuk menikah, kini dihadapkan pada pilihan yang tak pernah ia sangka: perjodohan. Atas nama berbakti kepada keluarga, Layla terpaksa menerima perjodohan tersebut. Namun ia bernegosiasi untuk tetap bisa ke Azerbaijan dan mengajar di sana. Keinginan Layla dikabulkan.

Namun situasi makin pelik ketika Layla tiba di Azerbaijan itu. Ia bertemu dengan Samir (yang diperankan oleh Reza Rahadian), pria Azerbaijan yang pernah menjadi pelajar di Indonesia dan merupakan seorang penggemar sastra juga novel karya Layla.

Dalam perjalanannya, Layla dan Samir terlibat asmara. Layla pun menghadapi berbagai keruwetan dan dihadapkan oleh berbagai janji yang kini menagihnya, dengan latar kisah Layla Majnun karya penyair asal Azerbaijan, Nizami Ganjavi.

Film Layla Majnun digarap oleh Monty Tiwa yang juga ikut menulis bersama Alim Sudio. Film ini diakui oleh Monty sebagai sebuah penghormatan atas kisah melegenda Layla Majnun karya Nizami Ganjavi.

Monty Tiwa dan tim sepakat untuk membuat film yang tayang di Netflix ini sebagai karya adaptasi bebas, ia mengadaptasi dari kisah Layla Majnun karya Nizami Ganjavi yang melegenda. Yang dikenal dengan kisah cinta yang berakhir tragis dari tokoh Layla dan Qais.

(Baca juga: resensi novel dilan dia adalah dilanku tahun 1990)

Namun Monty menyebut memilih memberikan “adaptasi bebas” atas karya legendaris itu dalam polemik cinta Layla dan Samir yang lebih terasa lokal.

Karena masih dalam pandemic covid-19, membuat bioskop-bioskop di Indonesia tutup untuk sementara waktu. Maka film Layla Majnun yang tercatat untuk remaja ini bisa disaksikan di Netflix mulai 11 Februari 2021.

Selain Acha Septriasa dan Reza Rahadian, sederet bintang Indonesia lainnya juga turut memeriahkan Layla Majnun, termasuk Baim Wong, Uli Herdinansyah, Dian Nitami, Landung Simatupang, Beby Tsabina, August Melasz, dan Natasha Rizki.

Penulis merupakan siswa kelas XII IPA SMA Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik

Related Post