Judul Buku : Selayang Kerudung dan Senandung Cadar
Judul Karya : Embun yang Tak Diinginkan
Penulis : Alya Latifatul
Penerbit : Sulur Pustaka
Jumlah Halaman : 50 halaman
Halaman Karya : 14-17
Tahun Terbit : 2020
Nomor ISBN : 978-623-6791-25-7
Peresensi : Dewi Ernawati, S.Pd.
Sinopsis
Selayang Kerudung dan Senandung Cadar adalah kumpulan cerita pendek atau cerpen yang dikemas menarik oleh siswa siswi MA Unggulan Nuris Jember. Sebanyak 33 karya berhasil disusun dengan mengusung tema yang cukup beragam. Gambaran nyata kehidupan yang terjadi dan saling beririsan satu sama lain ditulis apik oleh para penulis muda ini.
Dikisahkan bahwa tokoh “aku” adalah seorang anak yang mondok di salah satu pesantren. Saat ini dia telah menyelesaikan pendidikannya. Menunggu keluarganya untuk menjemputnya. Dia bingung karena orang tuanya pun sudah tiada. Hanya tersisa kakak perempuannya yang menjadi satu-satunya harapan.
(Baca juga: Resensi Karya Sastra MA Unggulan Nuris : Otak Pemikir Panji Nusantara)
Harapannya bersambut. Kakaknya menjemputnya, namun ada kejanggalan dalam benaknya. Ia memilih mengabaikannya hingga jatuh terlelap tanpa disadari ada hal besar yang menantinya di depan. Dia terkejut. Kaget bukan kepalang. Bukan pada pernyataan bahwa pasangan kakaknya yang akan membiayainya dalam pendidikan. Tapi pada keputusan yang seakan membawa pekatnya langit malam. Kakaknya kini berbeda. Dia tak lagi sama. Patung-patung yang menjadi saksi. Bahwa Tuhan mereka sepenuhnya berbeda.
Kisah ini membawa kita pada fenomena-fenomena yang sering kali terjadi di masyarakat. Cerita yang membuat kita menyadari bahwa bisa jadi orang-orang terus berubah. Entah dari segi apa pun bahkan hingga keyakinan. Segi sensitif yang seringnya menjadi sebuah permasalahan dalam kehidupan.
Kelebihan:
Kisah ini memberikan insight baru mengenai keputusan-keputusan yang bisa diambil oleh manusia. Setiap keputusan penuh dengan segala konsekuensinya. Cerita ini berhasil memberikan penggambaran perasaan tokoh saat menghadapi kenyataan yang ada.
Kelemahan:
Cerita ini memiliki alur yang terlalu cepat sehingga banyak celah pada penggambarannya. Penulisan serta tata bahasa yang digunakan masih banyak kesalahan sehingga membuatnya terlihat kurang rapi.