Judul Buku : Elegi Lintang, Asap Kopi Bromo, dan Bunga Edelweis
Judul Karya : Kisah Seorang Perempuan di Mata Kiai
Penulis : Alya Latifatul
Penerbit : AE Publishing
Tahun terbit : Cetakan Pertama, Maret 2021
Jumlah Halaman : 21 halaman
ISBN : 978-623-306-284-8
Peresensi : Putri Utami Octaviya, S.Pd
Sinopsis:
Kisah Seorang Perempuan di Mata Kiai merupakan sebuah cerpen dalam antologi cerpen berjudul Elegi Lintang, Asap Kopi Bromo, dan Bunga Edelweis. Karya tangan generasi bangsa MA Unggulan Nuris bernama Alya Latifatul yang mengangkat tema sosial dengan pendekatan yang sangat kuat terhadap persoalan moralitas dan kehidupan dalam masyarakat. Novel ini berkisah tentang seorang wanita pelacur yang menjadi istri kiai ternama di sebuah desa. Wanita itu bernama Dewi Maharani.
Seorang lelaki yang baru saja meminangnya yaitu Kiai Naufal. Ia terkenal dengan paras yang rupawan dan memiliki karisma yang mampu menarik banyak wanita jatuh hati kepadanya. Ia akan menikahi seorang gadis yang telah belasan tahun ia tunggu. Sampai-sampai menolak puluhan kembang desa yang telah mengantre lama hingga menjadi perawan tua. Begitulah isi pikiran para santri-santrinya.
(Baca juga: Resensi Karya Sastra MA Unggulan Nuris: Merindukan Mimpi Ibu)
Pada hari pernikahannya, banyak pasang mata menatap getir ke arah sepasang pengantin yang konon angin pun enggan menyambut malam pertamanya. Sepasang pengantin berpakaian senada berwarna biru langit dengan hiasan bunga melati yang melilit di leher pengantin pria. Mempelai wanita terlihat anggun nan mempesona menggunakan hijab model turban dengan kombinasi warna biru dan putih. Tak lupa menggunakan mahkota di atas kepalanya dengan berpakaian kebaya dan bros besar di dadanya, terlihat molek dengan warna gincu merah di bibirnya. Tubuhnya perlahan mulai turun dari kursi pelaminan.
Usut punya usut, ternyata istri Kiai adalah seorang wanita malam. Kehidupannya gelap bahkan jauh dari cahaya kehidupan. Minuman terlarang, tempat diskotik, pakaian sexi adalah makanannya sehari-hari. Tak salah jika banyak santri yang sangat membenci istrinya. Hingga setelah menikah pun ia tetap saja berkecimpung dalam dunia malam itu. Hatinya tak mempercayai Allah setitik pun.
Bagaimana akhir dari cerita ini? Baca kisah lengkapnya dalam cerpen antologi berjudul Elegi Lintang, Asap Kopi Bromo, dan Bunga Edelweis.
Kelebihan:
Kisah ini bukan hanya sekedar tentang konflik moral dan sosial, tetapi juga menyentuh tema besar. Penulis dengan cerdas menggabungkan unsur-unsur psikologi, agama dan sosial dalam narasi yang penuh ketegangan dan introspeksi. Selain itu, karakter-karakter dalam novel ini sangat realistis dan mudah dipahami.
Kelemahan:
Namun, terdapat kekurangan dari cerpen ini. Tema dan konflik yang diangkat mungkin terasa terlalu berat bagi sebagian pembaca. Terutama yang tidak terbiasa terhadap narasi yang penuh dengan perenungan mendalam. Selain itu, kurangnya bumbu kehangatan dalam kehidupan rumah tangga yang dijalani tokoh.