Meniti Jalan Ilmu dengan Semangat dan Tekad, Dari MA Unggulan Nuris Menuju Mimpi Besar

Karunia Maulida S.P. Raih Peringkat Ketiga dalam MQK

Pesantren Nuris — Di balik kepribadiannya yang tenang dan penuh kesopanan, terdapat semangat luar biasa yang terus menyala dalam diri seorang siswi dari MA Unggulan Nuris, kelas XI E, bernama Karunia Maulida S.P. Gadis asal Mayang, Jember ini bukan hanya dikenal sebagai pribadi yang santun, tetapi juga tekun, cerdas, dan memiliki cita-cita yang luar biasa tinggi — yakni menjadi seorang dosen dan menteri kehutanan. Prestasi terbarunya menjadi bukti nyata bahwa mimpi besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil yang dijalani dengan tekad kuat dan niat yang tulus.

Baru-baru ini, Karunia berhasil meraih peringkat ke-3 terbaik dalam Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK) kategori Jurumiyyah tingkat Yayasan Nuris. Ini bukan hanya sekadar penghargaan semata, melainkan hasil dari kerja keras, ketekunan, serta kepercayaan yang diberikan oleh lingkungan sekolah kepada dirinya sebagai perwakilan kelas.

Selain tekun dalam pelajaran, Karunia juga dikenal memiliki dua hobi menarik: memasak dan travelling. Baginya, memasak bukan sekadar aktivitas dapur, melainkan bentuk seni yang menenangkan hati dan mempererat ikatan antaranggota keluarga. Sedangkan travelling memberinya ruang untuk mengenal alam lebih dekat, memahami budaya, dan memperluas wawasan.

Uniknya, dari hobinya ini, justru lahir mimpi besarnya untuk menjadi seorang menteri kehutanan. “Saya suka alam, suka berjalan-jalan ke tempat-tempat yang masih alami. Dari situ saya melihat pentingnya menjaga hutan dan lingkungan,” ungkap Karunia dengan penuh semangat. Ia percaya, pengetahuan yang digali lewat perjalanan bisa menjadi modal kuat untuk masa depan yang lebih bermakna.

(Baca juga : Bangga! Raih Harapan 1, Nafisatur Rosyidah Harumkan Nama MA Unggulan Nuris di Lomba Pidato Bahasa Arab)

Karunia mengikuti Musabaqoh Qiroatul Kutub (MQK) bukan karena inisiatif pribadi, melainkan karena ditunjuk sebagai perwakilan kelas. Namun, alih-alih merasa terbebani, ia justru menjadikan penunjukan tersebut sebagai panggilan tanggung jawab dan kesempatan untuk berkembang. “Saya merasa dipercaya, dan itu memotivasi saya untuk memberikan yang terbaik. Walau awalnya tidak menyangka, saya ingin membuktikan bahwa saya mampu,” ucapnya.

MQK sendiri merupakan ajang yang menuntut pemahaman mendalam terhadap kitab klasik (kutub at-turats), yang menjadi dasar dalam ilmu keislaman, khususnya dalam bidang nahwu dan sharraf. Dengan bekal semangat dan persiapan yang tak main-main, Karunia akhirnya mampu membawa pulang penghargaan sebagai peserta terbaik ke-3 dalam kategori Jurumiyyah, salah satu kitab gramatika Arab paling dasar dan penting dalam penguasaan bahasa Arab.

Perjalanan menuju podium prestasi tentu tidak lepas dari tantangan. Karunia mengakui bahwa ada beberapa soal dalam lomba yang tidak bisa ia jawab. Namun alih-alih menjadikannya alasan untuk menyerah, justru pengalaman itu mendorongnya untuk belajar lebih giat lagi.

“Saya sadar masih banyak yang belum saya kuasai, terutama dalam memahami struktur dan detail dalam kitab. Tapi saya tidak menyerah. Justru dari pengalaman itu saya terdorong untuk mengevaluasi diri dan memperbaiki kekurangan,” tuturnya dengan nada mantap.

Sebagai bentuk persiapan, Karunia menerapkan kebiasaan belajar setiap hari secara tekun, membaca kitab, mendiskusikan maknanya bersama guru dan teman, serta melatih diri menjawab soal-soal latihan. Menurutnya, konsistensi adalah kunci utama dalam memahami kitab kuning yang dikenal sarat akan tantangan ini.

Karunia memiliki prinsip hidup yang luar biasa dewasa: menjadikan setiap kegagalan atau kekurangan sebagai bahan evaluasi untuk menjadi lebih baik. “Motivasi saya ikut lomba ini bukan semata ingin menang, tapi saya ingin tahu sampai di mana kemampuan saya. Dan dari sana saya bisa belajar, memperbaiki, dan tumbuh,” katanya.

Bagi Karunia, kemenangan adalah hal menyenangkan, namun proses belajar dan usaha untuk berkembang adalah nilai utama yang lebih penting. Maka dari itu, ia tidak pernah menyesali soal-soal yang belum bisa ia jawab. Ia justru menganggapnya sebagai peta untuk perjalanan berikutnya — menuju pemahaman yang lebih dalam dan luas.

“Kesan saya, lomba ini benar-benar mengasah otak nahwu sharraf kita.” Kalimat itu diucapkan Karunia dengan senyum bangga. Bagi sebagian orang, ilmu gramatika Arab adalah sesuatu yang membingungkan. Namun bagi Karunia, ilmu itu adalah tantangan intelektual yang menarik untuk ditaklukkan.

Lomba MQK ini bukan hanya menuntut kemampuan membaca teks Arab gundul (tanpa harakat), tetapi juga menafsirkan makna, memahami struktur kalimat, dan menjelaskan gramatikanya. Maka tak heran jika Karunia merasa kegiatan ini memperkaya dan mempertajam wawasan keilmuan Islamnya.

“Pesan saya, saya ingin belajar lebih baik dan dalam lagi tentang MQK ini, khususnya kitab-kitab seperti Jurumiyyah. Karena dari sana kita benar-benar belajar berpikir kritis dan teliti,” tambahnya.

Meski telah berhasil menorehkan prestasi membanggakan, Karunia tidak ingin cepat puas. Ia justru merasa senang dan termotivasi untuk menggali lebih dalam lagi potensi yang dimilikinya. Ia berharap, pengalamannya ini bisa menjadi awal dari banyak pencapaian lain yang menanti di masa depan.

“Semoga saya bisa lebih baik lagi tentang pengetahuan ilmu nahwu/sharraf tersebut,” ungkapnya penuh harap. Ia ingin terus berkembang, terus belajar, dan mungkin suatu saat nanti menjadi panutan bagi generasi muda yang ingin mendalami ilmu-ilmu Islam.

Di sekolah, Karunia juga aktif mengikuti berbagai ekstrakurikuler seperti Public Speaking dan TOEFL, yang menunjukkan bahwa ia tidak hanya ingin unggul dalam kitab kuning, tetapi juga mampu bersaing secara global. Kombinasi antara nilai-nilai keislaman dan kemampuan modern inilah yang menjadikan Karunia sebagai sosok siswi yang layak dijadikan teladan.

Karunia Maulida S.P adalah contoh nyata bahwa prestasi tidak selalu lahir dari keinginan pribadi, tetapi juga bisa tumbuh dari amanah, tantangan, dan niat untuk berkembang. Dari penunjukan sederhana sebagai perwakilan kelas, lahirlah semangat untuk belajar lebih giat, mengevaluasi diri, dan pada akhirnya — meraih prestasi membanggakan.

Di tengah kesibukannya sebagai pelajar, dengan hobinya yang menyenangkan dan cita-citanya yang tinggi, Karunia tetap menunjukkan ketekunan yang luar biasa. Sosok seperti Karunia adalah wajah masa depan — generasi muda yang cerdas, rendah hati, cinta ilmu, dan siap memberi kontribusi nyata bagi umat dan bangsa. [LA.Red]

Nama      : Karunia Maulida S.P.

Alamat     : Mayang, Jember

Hobi         : Memasak, Travelling

Lembaga : MA Unggulan Nuris Jember

Prestasi   : Musabaqoh Qiroatul Kutub Jurumiyyah Terbaik Ke 3 Tingkat Pesantren Nurul Islam Jember

Related Post