Umairotul Mahmuda Siswi MA Unggulan Nuris Raih Terbaik Pertama dalam Musabaqah Hifdzun Nadzom Alfiyyah 250 Bait

Prestasi Mengagumkan dari Umairotul Mahmuda Santri PP. Nurul Islam Jember

Pesantren Nuris — Di tengah kesibukan akademik dan kesungguhan menempuh pendidikan agama, muncul sosok pelajar teladan yang patut menjadi inspirasi bagi generasi muda. Ia adalah Umairotul Mahmudah, siswi kelas XII Agama 1 MA Unggulan Nuris Jember, yang berhasil meraih prestasi terbaik pertama dalam ajang Musabaqah Hifdzun Nadzom Alfiyyah 250 Bait tingkat internal Yayasan Nurul Islam. Sebuah capaian luar biasa yang menggambarkan dedikasi, ketekunan, serta cinta mendalam terhadap ilmu alat, khususnya ilmu nahwu.

Gadis yang akrab disapa Umai ini berasal dari Dawuhan, Situbondo. Di balik kepribadiannya yang lembut dan pendiam, tersimpan semangat membara dalam menggapai cita-cita sebagai seorang dosen. Bukan hanya ingin menjadi pengajar, tetapi juga ingin menanamkan kecintaan terhadap ilmu-ilmu agama di hati banyak orang, sebagaimana ia telah jatuh cinta pada nadzom-nadzom indah dalam kitab Alfiyyah, yang menjadi pegangan utama para santri dalam memahami tata bahasa Arab.

Ajang Musabaqah Hifdzun Nadzom Alfiyyah bukan sekadar lomba hafalan biasa. Ini adalah bentuk penghormatan dan pelestarian terhadap tradisi keilmuan Islam yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Menghafal 250 bait dari 1002 bait Alfiyyah adalah tantangan besar yang tak semua pelajar sanggup jalani, apalagi dalam waktu yang singkat dan di tengah tuntutan pelajaran kelas XII.

Namun Umai justru menjadikan lomba ini sebagai pemacu semangat. “Sejujurnya, kalau tidak ada lomba, saya pasti malas untuk muroja’ah. Tapi karena ikut lomba, saya jadi punya motivasi kuat untuk terus mengulang-ulang hafalan saya.” tuturnya jujur. Dari kalimat itu tergambar betapa cerdasnya Umai dalam memanfaatkan momen untuk menumbuhkan semangat belajarnya.

Motivasi Umai dalam menghafal Alfiyyah pun sungguh unik dan mengagumkan. Ia melihat bahwa kitab ini bukan sekadar kumpulan bait-bait teks gramatikal, tetapi juga karya sastra ilmiah yang luar biasa. “Alfiyyah adalah kitab nahwu yang sangat mudah dipahami karena disusun dalam bentuk nadzom. Dan nadzom-nadzom itu sangat indah. Karena itulah saya ingin menghafal seluruh 1002 baitnya.”

(Baca juga : Meniti Jalan Ilmu dengan Semangat dan Tekad, Dari MA Unggulan Nuris Menuju Mimpi Besar)

Meskipun begitu, jalan menjadi sang juara tidaklah mudah. Kesulitan terbesar yang dihadapi Umai adalah keterbatasan waktu persiapan. Ia merasa waktu yang diberikan menjelang perlombaan cukup singkat, sehingga ia tidak bisa mempersiapkan diri secara maksimal. Namun, dengan segala keterbatasan, Umai tetap berusaha. Ia memanfaatkan waktu-waktu luang untuk muroja’ah, menjaga konsistensi meski dalam tekanan, dan yang paling penting — selalu berdoa dan menjaga keyakinan bahwa ia mampu.

Kesan yang ia rasakan pun sangat beragam. Di balik kesenangannya bisa mengikuti lomba ini, ia mengaku sempat takut tiba-tiba lupa saat tampil di depan umum. Namun Umai menguatkan diri. “Saya tetap berkeyakinan pasti bisa. Walau sempat takut, saya lawan rasa itu dengan doa dan persiapan.” Sikap ini menunjukkan mentalitas baja dari seorang santri yang tak hanya berilmu, tetapi juga berani menghadapi tantangan.

Ketika diumumkan sebagai peserta terbaik pertama, perasaan haru dan syukur membuncah dalam diri Umai. “Banyak-banyak bersyukur kupanjatkan, dan sangat senang hingga tak bisa didefinisikan dengan kata-kata.” katanya. Kebahagiaan ini bukan hanya milik dirinya, tetapi juga menjadi kebanggaan bagi orang tua, guru, serta lembaga MA Unggulan Nuris yang selalu mendukung penuh potensi para siswanya.

Dalam pesan dan harapannya, Umai menyampaikan permohonan agar ke depan waktu persiapan bisa lebih panjang agar peserta bisa lebih maksimal. Tak lupa ia berharap agar hafalan yang diperoleh tidak hanya berhenti sebagai capaian lomba, tetapi benar-benar membawa keberkahan dan bermanfaat untuk kehidupan. “Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi, dan hafalan yang saya peroleh barokah serta bisa hafal sampai 1002 bait. Aamiin (اللهم آمين).”

Aktif di ekstrakurikuler kitab Fathul Qorib, Umai memang sangat menyukai dunia ilmu alat. Di luar kegiatan belajar dan tahfidz, ia punya hobi yang menarik dan menenangkan: menggambar. Dari sini terlihat bahwa Umai adalah pribadi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga artistik secara emosional. Ia bisa menyeimbangkan antara dunia akademik dan seni, antara logika dan rasa.

Cita-citanya menjadi dosen bukan hanya sekadar impian, tetapi cermin dari niat mulia untuk menjadi bagian dari para penjaga ilmu, pewaris para ulama, dan penginspirasi generasi mendatang. Pihak sekolah sangat mengapresiasi prestasi Umai ini dan berharap ke depannya semakin banyak siswa yang mampu mengikuti jejaknya.

Umairotul Mahmudah telah membuktikan bahwa kesungguhan, keikhlasan, dan kemauan untuk terus belajar adalah kunci untuk meraih keberhasilan sejati. Di tengah keterbatasan waktu dan tantangan, ia mampu berdiri sebagai yang terbaik — bukan hanya karena hafalannya, tetapi karena ketulusan niat dan semangat juangnya. [LA.Red]

Nama      : Umairotul Mahmudah

Alamat    : Dawuhan, Situbondo

Hobi         : Menggambar

Lembaga : MA Unggulan Nuris Jember

Prestasi   : Musabaqoh Hifdzun Nadhom Alfiyyah 250 Bait Terbaik Ke 1

Related Post