Pesantren Nuris– Akhir-akhir ini gempa sering mengguncang beberapa wilayah di Indonesia. Kamis, 11 Oktober 2018 dini hari, gempa mengguncang Sitobondo Jawa Timur dan terasa hingga Denpasar Bali. Guncangan terjadi beberapa detik sekitar pukul 01.44 WIB. Berdasarkan hasil analisis BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) menunjukkan informasi awal gempa bumi ini berkekuatan M=6,4 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi Mw=6,3.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,47 LS dan 114,43 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 55 km arah timur laut Kota Situbondo, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur pada kedalaman 12 km. Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diperkirakan akibat aktivitas patahan di zona back arc thrust. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi di wilayah Laut Bali ini, dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan sesar naik.
(baca juga: Tercatat 593 Gempa Susulan Hantam Lombok, Duka Bencana Nasional)
Gempa bumi sering mengguncang beberapa wilayah di Indonesia, yang paling parah adalah gempa bumi Lombok yang disusul dengan gempa bumi di Donggala Palu. Gempa bumi di Lombok NTT terjadi sekitar awal Agustus 2018 lalu. Akibat gempa yang mengguncang Lombok tersebut, puluhan korban jiwa bermunculan dan terjadi kerusakan infrastruktur. Begitu pula dengan gempa yang menggucang Donggala, akhir September lalu.
Wilayah Indonesia sangat berpotensi terjadi gempa karena berada di pertemuan tiga lempeng utama yaitu Eurasia, Indoaustralia dan Pasifik. Selain itu, wilayah Indonesia juga sangat kaya dengan sebaran patahan aktif atau sesar aktif. Sejumlah patahan aktif tersebut adalah patahan besar Sumatra yang membelah Aceh sampai Lampung, sesar aktif di Jawa, Lembang, Jogjakarta, di utara Bali, Lombok, NTB, NTT, Sumbawa, di Sulawesi, Sorong, Memberamo, di samping di Kalimantan. Posisi Indonesia dikenal berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire) yaitu daerah ‘tapal kuda’ sepanjang 40.000 km yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sekitar 90% dari gempa bumi yang terjadi dan 81% dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.
Gempa bumi sewaktu-waktu bisa melanda wilayah Indonesia. Oleh karena itu, bagi kalian yang berada di daerah rawan gempa, saat terjadi gempa sebaiknya segera mencari tempat untuk berlindung misalnya di bawah meja dengan memegang kaki meja atau lari keluar gedung atau rumah. Selain itu, menjauhlah dari benda pecah belah dan semua benda yang berkategori berat. Jika sudah berada di luar ruang, menjauhlah dari pohon, tiang listrik, atau bangunan yang bisa rubuh seketika, serta jauhi jurang atau lereng yang curam. Jika getaran gempa terasa sangat kuat, segera berlari ke dataran yang lebih tinggi untuk mengantisipasi terjadinya tsunami. Ketika sedang terjadi gempa bumi bacalah doa berikut.
(baca juga: Santri Nuris Sukses Membantu Korban Gempa Lombok)
Allahumma inni as’aluka khoirohaa, wa khoiromaa fiihaa wa khoiro maa arsalta bih, wa a’udzubika min syarrihaa wasyarri maa fiihaa wa syarri maa arsalta bih. Artinya adalah “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang didalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan dengan kejadian ini. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi, dan keburukan atas apa yang terjadi di dalamnya, dan aku juga memohon perlindungan kepada-Mu atas apa-apa yang Engkau kirimkan.” (Red/Yuv)