KH. Yahya Cholil Syaquf: NU dan Muhammadiyah adalah Representasi Islam Perdamaian Nusantara menuju Kemajuan di Dunia

Seminar Internasional di UGM Yogyakarta, Representai Islam Perdamaian Nusantara menuju Kemajuan di Dunia

 Penulis: Ali Maulana Akbar*

 Pesantren Nuris – KH Yahya Cholil Syaquf, atau akrab juga di panggil Gus Yahya, merupakan putra dari pendiri PKB, Almagfurlah KH. Muhammad Cholil Bisri, juga masih keponakan dari KH Mustofa Bisri atau dikenal dengan Gus Mus.

Beliau saat ini menjadi salah satu dari sembilan anggota Dewan Pertimbangan Presiden menggantikan KH. Hasyim Muzadi yang sudah wafat. Sebelumnya dalam pemerintahan Indonesia, Gus Yahya pernah menjabat sebagai juru bicara presiden RI ke-4 KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Saat ini, Beliau menjabat sebagai Khotib Aam Syuriah di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), bersama Rois Aam PBNU KH Miftachul Akhyar.

Dalam mengembangkan dakwahnya, beliau kerap kali mengisi ceramah, seminar di luar negeri, baik itu mewakili dari Pemerintah Indonesia, PBNU maupun secara Individual. Sempat kala itu, menjadi peristiwa kontroversial karena beliau menghadiri undangan dan mengisi acara yang diselenggarakan di negera Israel.

(baca juga: Seminar Geopolitik hingga Sholawatan, Alumni Nuris bersama Imam Nahrawi dalam Reuni Lintas Generasi PMII di Yogyakarta)

Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol) UGM Yogyakarta ini, dalam kesempatannya pada seminar internasional bersama tokoh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama lainnya yang diselenggarakan di balai senat UGM hari Jumat, 25 Januari 2019 kemarin, mengungkapkan bahwa “NU dan Muhammadiyah menjadi organisasi perdamaian di Indonesia bahkan di Dunia, para tokoh-tokohnya sangat mampu dan berkompeten.”

“NU dan Muhammadiyah adalah kiblat keradaban Islam yang berada di Indonesia, kita ini tidak perlu meminta legalisir persetujuan dari Arab Saudi untuk mengambil suatu fatwa agama, karena NU memiliki lembaga Bahtsul Masail dan Muhammadiyah memilliki Majelis Tarjihnya yang mampu menjadikaan fatwa terhadap umat Islam di Indonesia.”

Lanjutnya, “NU dan Muhammadiyah adalah topologi wajah Islam Indonesia di pentas global sebagai inspirasi perdamaian nusantara menuju kemajuan di Dunia.”

(baca juga: Sisi lain KH. Hasyim Asy’ari, Bukan Sekedar Pendiri NU)

Dalam acara seminar tersebut itu hadir pula, Prof. Sr. Buya Syafi’i Ma’arif (Mantan Ketua Umum PP. Muhammadiyah), Prof. Dr. Mahfud MD, H.E Dr. Jose Manuel (mantan Presiden ke-2 Timor Leste), dan Prof. Dr. KH. Muhammad Maksum Mschfued (Wakil Ketua Tanfidziyah PBNU).

*Alumni MA Unggulan Nuris lulusan tahun 2016, saat ini sedang melanjutkan studi sarjana di UIN Sunan kalijaga Yogyakarta

Related Post