Penulis: Nailul Rahmadila*
Jerit tangis kulontarkan. Jeritan yang tak segan mengerik, menghabisi, dan melebur kegelisahannya. Dia lantunkan adzan dengan syahdu di telinga. Siapakah dia?
Dia yang membelikan mainan. Dia yang kasih sanyangnya sempurna. Dia yang mencintai tanpa batas. Dia yang memberi tanpa harap kembali. Siapakah dia?
(baca juga: Lukisan Mimpi)
Apakah dia seorang superman? Atau baginda raja? TIDAK. Dia lebih hebat, dia lebih kuat, dan dia pun juga lebih tabah. Seorang mengusap air mata.
Seorang yang membalut selimut saat kita bermimpi. Seorang yang nasehatnya selalu di beri tanpa pinta. Siapakah dia?
(baca juga: Akara Akalpa)
Apakah dia yang kerap kita buat menangis, Yang kita buat kecewa? Dia selalu menutupi kepalsuan dibalik senyumnya. Sebuah rasa keluh kesah, kebingunngan, yang tak ingin dia perlihatkan, Ya… mungkin benar, Semua itu telah terbukti.
Kau super hero ku bapak. Maaf, aku selalu merepotkanmu. Maaf, aku selau minta ini itu. Maaf, untuk semua kesalahanku.
Walau bagaimanapun keadaannya. Kau tetap menjadi malaikatku. BAPAK. Di sini, di dunia ini, hingga surga nanti. Aku selalu bahagia menjadi anakmu.
*Penulis adalah alumni MA Unggulan Nuris lulusan tahun 2018