Keinginan Cinta
Penulis: Achmad Faizal*
Musim kemarau di bulan Juli-Agustus memang gila. Angin berhembus liar, menyeret abu-debu kemana-mana. Menebal di teras rumah, menyebul lewat pintu atau jendela di kamarmu. Termasuk juga ke hatimu, sayang
Itu aku, kau tahu. Yang berusaha mengendap masuk tanpa kau sadari. Menyaru syahdu sampai kau benar-benar biar. Atau kau sebal dan menutup rapat semua lubang di rumahmu
Aku hampir tak pernah abstain, sayang. Meski kau tutup semua pintu dan jendela. Atau kau pasang fiber di setiap ventilasi rumah.
(baca juga: Hening)
Aku selalu lekat pada tempat kau berpijak, tiba-tiba. Lantaran terlanjur aku beritikad pada sang waktu. Yang mengendalikan ruhku menggentayangi ruang-ruangmu. Agar kau tahu, ini sungguh raga untuk sekadar bertayammum. Syarat bersuci mencumbu ilahi. Seperti kala air di Timor dan sebagian lokasi gersang mulai jarang.
Mungkin pula kuingin kau peduli saat kau sapih membersihkan dengan tangan lembutmu. Terlebih kuingin kau tak sesak sering menutup ruang-hatimu. Kuingin matahari selalu menghidupkan cintamu. Di sepanjang hari
*Penulis adalah staf pengajar bahasa dan sastra Indonesia di MA Unggulan Nuris
*sampul, lukisan Zaini 1974