Judul buku : Bumi Manusia
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Lentera Dipantara
Jumlah halaman: 551 halaman
ISBN : 979-97312-3-2
Peresensi : Fela Eka N.F
Tahun terbit : 2005
Sinopsis
Bumi Manusia sebagai periode penyemaian dan kegelisahan dimana Minke sebagai aktor sekaligus kreaotor adalah manusia berdarah priyai yang semampu mungkin keluar dari kepompong kejawaannya menuju manusia yang bebas dan merdeka.
Annelis Mellema adalah gadis yang dikatakan amat sangat cantik bahkan kecantikannya dikatakan melebihi kecantikan dari Ratu Wilhelmina, Annelis merupakan putri dari seorang Nyai, namun bukan seorang Nyai biasa, Annelis merupakan putri dari seorang ibu yang luar biasa, seorang ibu yang mampu mengurusi banyak pekerjaan setelah Tuan Mellema, Tuannya suami tidak sahnya, berubah menjadi seorang yang sudah tidak peduli pada apapun disekelilingnya.
(Baca juga: Don’t Cry Allah Loves You)
Annelis lebih memilih untuk menjadi seorang pribumi seperti ibunya dibanding menjadi seorang Belanda. Annelis begitu manja pada mamanya, sikapnya begitu manis. Sangat berbeda dengan sikap abangnya, Robert Mellema yang selalu merasa bahwa dirinya seorang belanda tulen dan Robert tidak menganggap Nyai sebagai ibunya. Robert sangat mengagumi ayahnya.
Dalam kisah ini, membuat kita seperti berada pada masa itu, dan mengikuti tepat disisi Minke dan menyaksikan secara langsung kejadian-kejadian yang terjadi. Pemikiran-pemikiran untuk keadilan para pribumi, sikap masyarakat yang ada pada saat itu, strata sosial yang ada pada saat itu, semuanya terbalut dengan indah dalam kisah cinta yang terjalin antara Minke dan Annelis.
(Baca juga: Mengajak Remaja Mencintai Al Quran Lewat Buku)
Kelebihan: Buku ini berbentuk hikayat, dengan ini kita dapat mengetahui kehidupan pada era lama yang mengindikasikan pembangunan nasional Negeri Indonesia yang kini telah modern.
Kekurangan: Buku ini menggunakan bahasa sastra melayu yang klasik, sehingga sulit untuk dipahami pembaca.
Penulis merupakan siswa kelas XI PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik