Santri Pesantren Nuris Jember Diberi Tugas Mengajar Kitab Ketika Liburan
Pesantren Nuris- Pasca ujian akhir semester ganjil Pesantren Nuris Jember melaksanakan agenda libur semester ganjil. Agenda yang sudah di rencanakan oleh kepala BPF (Bidang Pendidikan Formal) Wahyutini Ekowati ini sudah resmi di selenggarakan dengan berlangsungnya prosesi wisuda dan penyerahan piala prestasi kepada para santri di masjid Baitun Nur.
(Baca juga: Pesantren Nuris Jember Gelar Wisuda Kitab Dan Tahfidz IV 2019)
Pembukaan agenda ini dibagi menjadi dua hari. Hari pertama Sabtu 14 Desember 2019 dilaksanakan oleh siswa-siswi SMP, SMK, dan SMA Nuris Jember. Sedangkan hari kedua Minggu 15 Desember 2019 dilaksanakan oleh siswa siswi MTs Unggulan Nuris dan MA Unggulan Nuris.
Liburan yang di agendakan selama 10 hari ini (Dari tanggal 16 Desember hingga 25 Desember 2019) bukan hanya sekedar liburan. Seluruh santri diminta untuk mengajar kitab di lingkungan rumah masing-masing. Mulai dari kitab Tarbiyatus Shibyan, Safinatun Najah, Nahwu, Shorrof hingga kitab Taqrib.
Sehari sebelum liburan semester ganjil seluruh santri Nuris berkumpul di masjid Baitun Nur bersama Syaikhul ma’had untuk tausiyah. Kyai berpesan agar seluruh santri memanfaatkan waktu liburan dengan baik. Untuk berkumpul dengan keluarga, berbakti kepada kedua orang tua dan tidak berkunjung ke rumah teman. Sebelum dan saat kembali pun para santri juga di minta untuk berpamitan kepada kyai dan pengasuh.
Proses ini dimulai pukul 08.00 WIB pagi diawali dengan sambutan pengasuh PP Nuris gus Robith Qoshidi. Lc kemudian penyerahan piala prestasi dan diakhiri dengan acara wisuda. Sekitar pukul 11.00 stan perizinan dibuka.
(Baca juga: Gebyar Prestasi Siswa Dalam Wisuda Kitab dan Tahfidz IV 2019)
Para santri pun masih harus mengikuti beberappa rangkaian proses perizinan seperti pertama para santri harus mengurus izin ke divisi perizinan, lalu ke divisi keamanaan, lalu meminta izin ke ketua asrama, kemudian terakhir meminta izin kepada pengasuh pesantren. meminta setelah selesai mengurus perizinan para santri pun diperkenankan untuk pulang dengan syarat dijemput oleh wali nya.
Dengan menggunakan baju seragam asrama dan bawaan khas santri yakni kardus dan kresek merah para santri Nuris berduyun menuju kampung halaman tercinta. [Red.Deli]