NOSTALGIA

Penulis: Kinar Tantri*

Diam, dan rasakan degap itu…..
Begitu katamu dan kemudian aku pergi ke sana
Mendangkalkan samudera kehausan….
Akhirnya, aku pulang….
Ketika Setangkup haru dalam rindu menerjang…..

Sobat, apa kau masih mengenangnya??
Kenangan tentang kita yang berjalan bersama di atas titian,
Bertahan, berteduhkan sehelai daun pisang??
Atau tentang kita yang mengecam bahwa
Santri adalah sekelompok pesuruh yang menerima
Ketidakadilan?

(Baca juga: Kau Menunguku? Sungguh!)

Yang kukenang sejak dulu, hanyalah aku yang menentang
Aku yang mengkritik, aku yang membantah kata orang
Tentang kita yang hanya sebilah kata santri…
Yang katanya menerangkan segalanya…
Yang hanya bisa tirakat ketika taka da lagi jawaban
Yang hanya mampu bersenandung walau di redam hujan
Yang di dalam diam telah mencintai kotanya lebih dari apa saja

(Baca juga: kelam dalam nista)

Sobat, aku terhanyut akan nostalgia
Tentang kebanggan yang kusebut mimpi buruk yang nyata
Tentang realita kita adalah santri yang menerangkan segalanya
Terimaksih telah membawaku pulang, sobatku
Karenamu, aku kemabli pada sajakku, dan
Aku bangga menjadi santri.

Penulis merupakan siswa kelas IX SMP Nuris Jember yang aktif di ekstrakurikuler penulisan kreatif sastra

Related Post