Penulis: Gibran Ramadhan*
“Banyak orang mengira bahwa memproduksi air kemasan adalah hal yang mudah. Mereka pikir yang dilakukan hanyalah memasukan air kran ke dalam botol. Sebetulnya, tantangannya adalah membuat air yang terbaik, mengemasnya dalam botol yang baik dan menyampaikannya ke konsumen.” (Tirto Utomo)
Siapa yang tidak tahu dengan merek air mineral yang bernama Aqua, mungkin biasa jadi semua orang saat ingin beli air mineral maka akan menyebut merek Aqua, meskipun itu bukan Aqua. Lalu bagaimana sejarah kesuksesan pemilik perusahaan tersebut. Mungkin kita akan berpikiran betapa enaknya menjadi pemilik perusahaan Aqua. Tapi ada hal yang harus kita ketahui bahwa perjalan pemilik tersebut tidak senyaman yang kita banyangkan.
(Baca juga: Sejarah seni hadrah di indonesia)
Nama pemilik air mineral Aqua adalah Tirto Utomo, sebelum mendirikan perusahaan Aqua beliau adalah sebagai pekerja Permina (Perusahaan Minyak Nasional) yang merupakan cikal bakal Pertamina. Kemudian pensiun dari pekerjaannya yang bisa dibilang mapan demi menfokuskan dirinya pada perusahaan miliknya sendiri.
Ide membuat air mineral beliau dapat saat berkungjung keluar negeri. Karena di Indonesia belum ada air mineral dalam kemasan dia mencoba keberuntungannya dengan mendirikan usaha air minenal. Sebelum itu beliau memantapkan usahanya dengan melihat langsung cara pembuatan air mineral di negeri gajah, Thailand.
Pada Agustus 1947 percobaan produk pertama milik beliau adalah Aqua botol kaca berukuran 950ml dan Aqua galon yang terbuat dai kaca juga. Namun produk ini belum sukses dipasaran, banyak yang bilang “buat apa beli, toh kita juga punya dirumah dan itu pun sudah dimasak (dipanaskan). Namun, beliau tak mau menyerah,dia terus berusaha karena baginya tidak ada kata menyerah dalam hidup.
(Baca juga: sejarah awal mula adanya mukena di indonesia)
Tiga tahun berselang tidak adakemajuan yang ia dapat, yang ada hanyalah merosotnya penjualan Aqua. Sudah berapa banyak uang yang beliau keluarkan namun sampai saat itu usahanya tidak maju-maju, mungkin bisa dibilang bangkrut.
Selepas itu ia mencoba jalan nekat dengan menjual produk dengan dengan harga tiga kali lipat dari harga sebelumnya, dan ia alihkan distribusi Aqua dari masyarakat biasa ke perusahaan asing seperti perusahaan Korea yang waktu itu sedang menangani proyek tol jagorawi. Pasar pun mulai terbuka, omset mulai naik. Agaknya orang mulai percaya bahwa air minum Aqua merupakan air minum dengan kualitas tinggi, dilihat dari harganya.
Mulai saat itu produksi Aqua melonjak tinggi,orang yang sebelumnya meremehkan akhirnya mulai tertari dan mulai berbondong-bondong untuk membeli air mineral yang pak Tirto usahakan itu. Bukan hanya masyarakat yang datang membeli namun juga perusahaan maunpun hotel sebagai minuman untuk pekerja maunpun tamu yang datang. Hingga saat ini Aqua yang selalu diremehkan dan dianggap hal yang tidak masuk akal menjual air tetap berproduksi.
Sumber gambar: health.detik.com
Penulis merupakan siswa kelas XII IPA MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik