Penulis: Moh Zahron Afifudin*
Kau kah itu?
Datang tanpa undangan
bertemu tanpa menyapa
bersinggah tanpa bersua
(Baca juga: angan jurang terdalam)
Kau kah itu?
kau katanya bernama covid-19
sampai kapan kau akan betah di sini?
pergi dan tinggalkan bumi pertiwi
aku tak takut, nyaliku tak ciut
aku bukan pengecut yang didatangi musuh
lalu lari dengan berselimut takut
(Baca juga: bintang)
Kau begal jiwa-jiwa insan secara
biadab
kau habiskan lumbung harta negeriku hingga surut
aku telah bosan mendengar melodi tangis saudaraku
aku sudah letih melihat hilir mudik kereta beroda manusia yang terus melaju
aku tak sanggup lagi menahan busung lapar yang semakin melilit
Sekarang situasi tak tentram lagi
damai dan sejahtera negeri yang telah kau beli
tanpa pandang untung ataupun rugi
Aku kan jadi saksi
pada durjana yang tak punya hati
aku dan kawanku akan mengusirmu
jauh dari negeri ini
Lewat doa dan sujudku kepada sang
maha raja
lewat pikir dan dzikir yang tak henti-hentinya kami dendangkan
karena kau dan aku sama-sama makhluk Tuhan yang tak memiliki daya
Negeriku, oh negeriku, oh
Indonesiaku
negeriku akan setampan dulu
negeriku akan hebat seperti dulu
negeriku akan subur nan makmur layaknya dahulu
Wahai tamu tak diundang
perlawanan akan terus disemarakkan
perlawanan akan tetap dipertahankan
perlawanan akan selalu dikumandangkan
perlawanan akbar akan segera digelar
kepada kau durjana sesat
Aku percaya Indonesiaku kembali jaya
karena cinta kami pada nageri ini tak aka nada batasnya
Sumber gambar: news.detik.com
Penulis merupakan siswa kelas XII PK MA Unggulan Nuris yang aktif di ekstrakurikuler jurnalistik