Gagas Bioetanol dari Limbah Batang Tembakau, Batang Pisang, dan Ampas Tebu jadi Sumber Energi Altenatif Ramah Lingkungan
Pesantren Nuris – M. Nidhor Fairuza, siswa cerdas SMA Nuris Jember ini mengharumkan almamaternya dengan capai prestasi membanggakan tingkat nasional. Dinobatkan sebagai juara 3 dalam ajang Essay Energy Competition 2021 di Politeknik Negeri Bandung pada tanggal 20 November 2021 kemarin, siswa tersebut tambah koleksi piala di jelang akhir semester ganjil tahun pelajaran 2021/2022.
Menulis esai berjudul “GANASA: Studi Eksperimental Kombinasi Limbah Batang Tembakau, Batang Pisang, dan Ampas Tebu dalam Pembuatan Bioetanol”, karya siswa yang duduk di kelas XI IPA 1 SMA Nuris Jember tersebut mamukau dewan juri sehingga mampu sisihkan puluhan peserta lainnya se-Indonesia.
“Latar belakang pembuatan esai ini tentunya tak terlepas dari kenyataan pemanfaatan limbah yang tak optimal di Kabupaten Jember. Batang tembakau, batang pisang, dan ampas tebu cukup banyak ditemukan, tetapi pengelolaannya masih minim. Padahal bahan-bahan tersebut dapat digunakan sebagai bahan dasar bioetanol lho.” Tutur Nidhor, sapaan akrabnya.
(baca juga: Luar Biasa, Siswa SMA Nuris Jember Raih 3 Juara di Tiga Even Tingkat Nasional Sekaligus)
Karena penelitian inovasi limbah tersebut sudah cukup sering diuji coba oleh para siswa SMA Nuris Jember yang tergabung dalam ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja), hanya cukup sepekan Nidhor mampu merampungkan karya esainya. Dia pun dengan percaya diri saat mempresentasikan karyanya di hadapan dewan juri pada tanggal 7 November 2021 lalu.
“Ya sebagai pelajar yang peduli akan masa depan energi bangsanya selain membuat inovasi apalagi. Saya hanya ingin membangkitkan gairah dan kesadaran bahwa bangsa ini melimpah kekayaan alam sebagai pengganti sumber energi fosil yang konon lekas punah. Dari itu, semoga penelitian sederhana ini dapat dikembangkan lebih aplikatif lagi.” imbuhnya.
Geliat inovasi santri Pesantren Nuris Jember terhadap gagasan sumber energi alternatif semakin meningkat. Berbagai riset dan penulisan karya ilmiah yang selama ini dihasilkan selalu berbuah prestasi baik skala nasional maupun internasional. Meski dengan kondisi pesantren yang serba terbatas, mereka tetap bersemangat memanfaatkan waktu dan sarana dengan kreatif sehingga menghasilkan karya yang tak kalah kompetitif.[AF.Red]