Judul buku: Mahabah Bianglala
Penulis: Mudiyatus Solehah
Penerbit: AE Publishing
Tahun terbit: 2021
ISBN: 978-623-306-280-0
Peresensi: Devita Wulan*
Buku antalogi cerpen ini berisi 15 judul cerpen terbaik karya siswa SMP Nuris Jember. Mahabah yang berarti cinta yang dapat diibaratkan dengan berbagai macam bentuk dan caranya, begitu pula dengan cerita yang bersangkutan dengan mahabah dan lingkaran.
Dalam sinopsis buku terdapat kutipan bahwa “Sosok mahabah adalah ibu dan sebuah lingkaran adalah hal yang bersangkutan dengan cintanya dan cintaku. Mahabah dan lingkaran suatu hal yang luar biasa dan aku memilikinya, dimana hatinya dan hatiku berpeluk bagai lingkar dan menjadi cinta yang diidamkan banyaknya makhluk Tuhan”
“Gores pena Tuhan telah tertulis rapi dengan berbagai alinea per babnya, aku dan ibu adalah tokoh Tuhan yang selalu mengikuti jalan alur cerita Sang pembuat karya. Tanpa adanya penyesalan aku hamburkan semua cerita pada mahabah lingkaran”
(Baca juga: resensi buku tuhan tidak perlu dibela karya gus dur)
Mahabah Bianglala bercerita tentang tokoh gadis kecil bernama Gigi, setiap hari ualng tahunnya tiba, ia dan kedua orangtuanya akan pergi untuk menaiki keranjang bianglala. Memutari setiap sudut dengan harapan di masa depan yang cerah.
Gigi dikisahkan seorang gadis yang kritis dan cerdas, ia pernah bertanya suatu hari ketika ia melihat ayahnya tak membaca kunut saat sholat subuh. Baginya itu hal yang berbeda dan menarik.
Ia juga sering bertanya, mengapa ayahnya menggunakan tato? Mengapa ayahnya suka minum alkohol? Mengapa ayahnya berbeda? Ibu dengan sabar selalu menjawab dengan senyumnya yang khas. Ia memberi pengertian pada Gigi bahwa ayahnya memang berbeda, dan yang terpenting ayahnya sangat menyayanginya, sangat baik, tak pernah membentak pada ibunya.
Hingga di akhir cerita Gigi benar-benar kehilangan ayahnya, ia pergi dengan membawa luka penghianatan. Tak dijelaskan penghianatan apa yang dilakukan, namun digambarkan Gigi merasa sangat sedih dan kehilangan. Namun, ibu kembali berpesan kepada Gigi supaya ia tak membenci ayahnya, dan ibu selalu ada untuknya.
(Baca juga: novel tentang menjadi wanita penderitaan dan perjuangan soli)
Cerpen Mahabah Bianglala mengangkat cerita berlatar masalah keluarga yang ringan, sesuai dengan umur penulisnya, yang masih belia. Namun ceritanya yang menggantung membuat pembaca hanya bisa menebak-nebak yang sebenarnya terjadi dalam keluarga Gigi.
Selain Mahabah Bianglala masih ada 14 cerpen lain yang tak kalah menarik yang berjudul
Mahabah Sebuah Gong, Mahabah Bola Dan Cilok Raksasa, Mahabah Kopyah, Mahabah Kamera, Mahabah Halusinasi, Jawaban Ibu, Mahabah Permata, Kami Karya Nyata, Mahabah Kematian, Mahabah Cermin, Mahabah Sebuah Nama, Mahabah Pangeran Puger Dan Roromangli.
Penulis merupakan Guru Bahasa Indonesia MTs Unggulan Nuris