Berawal dari Bully hingga Menyeriusi Potensi, Karya Batiknya Sering Dipakai oleh Pejabat Tinggi
Pesantren Nuris – Tak kuliah bukan berarti menyerah atau berpasrah pada keadaan. Justru kreativitas dan inovasi dapat muncul saat kita mampu memahami potensi diri lalu menyeriusinya menjadi ladang cuan. Seperti kisah fantastis alumni Nuris yang satu ini, tak hanya sukses berkarya, juga sukses membagi pengalamannya di berbagai kota di Jawa Timur. Hayukkk, kepoin profilnya!!!
Barangkali ada yang mengenal sosok inspiratif bernama Yoga Hadi Wibowo? Yaps, ia lulusan SMK Nuris Jember, jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), tahun 2016 silam. Kiprah alumni Nuris yang satu ini terbilang beken banget meski tak melanjutkan studi sarjana seperti alumni pada umumnya.
Berbagai pengalaman yang ia lewati dan kendala yang dihadapi, sosok nyentrik kelahiran Jember, 23 Mei 1998 tersebut memilih jalan kreatif dan bisnis untuk melanjutkan kehidupannya. Berawal dari “olokan” dan julukan sebagai seniman, ia mulai berpikir untuk menyeriusi apa yang orang lain sudah capkan pada dirinya.
“Ya, awalnya memang sering dipanggil seniman sama teman-teman. Kebetulan saya kan punya hobi menggambar dan memang sejak waktu di Pesantren Nuris Jember dulu saya juga suka berlatih membaca puisi dan seni peran.” Tutur Yoga, sapaan akrab pemuda yang supel ini.
(baca juga: Diterima di Ahass Gunawan Motor Kaliwates, Alumni SMK Nuris Jember Langsung Bekerja setelah Lulus)
“Justru label yang diberikan oleh teman-teman itu tidak membuat saya sakit hati, biasa saja. Saya resapi dan malah saya jadikan motivasi diri. Mengapa tidak saya kembangkan dengan serius? Hingga akhirnya saya mulai berpikir agar potensi menggambar ini bisa menjadi ladang cuan dengan membatik.” Imbuhnya.
Keinginan yang besar untuk membantu pemasukan keuangan keluarga, membuat lelaki asal Sumberjambe, Jember ini mendalami seni kria tekstil fokus bidang membatik. Perlahan namun pasti, usahanya mulai terbaca oleh berbagai kalangan khususnya Pemerintah Kabupaten Jember, terutama Bupati H. Hendi Siswanto.
Yoga pun mulai ikut berbagai pameran dan festival batik untuk mengenalkan karya batiknya mulai tingkat daerah, provinsi, hingga nasional. Bak ketiban durian runtuh, karya batiknya banyak diapresiasi mulai kalangan konsumen biasa hingga pejabat tinggi. Bupati Bondowoso, KH. Salwa, dan Bupati Jember terkini sering memesan dan memakai batik hasil karyanya.
Usaha membatik yang dirintisnya sedari modal yang terbilang kecil, kini bertumbuh menginspirasi banyak orang. Apalagi pengalaman membatik yang sebenarnya tergolong baru, ia sudah mampu menorehkan tinta emas dengan predikat sebagai juara 1 desan motif batik tingkat nasional dalam ajang Banyuwangi Batik Festival (BBF) 2017.
Selain itu, Yoga juga mendapat sertifikat membatik dari Balai Latihan Kerja Indonesia (BLKI) Jawa Timur pada tahun 2017. Kini ia mulai merasakan buah manis atas usaha dan perjuangannya yang jeli mengembangkan potensi dirinya.
Berkah prestasi dan pengalaman yang ia dimiliki, saat ini Yoga sering dimintai berbagai instansi baik swasta maupun pemerintah untuk mengisi seminar dan pelatihan kerja dengan beragam peserta mulai dari remaja, ibu-ibu atau mahasiswa hingga khalayak heterogen dalam pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) berbasis kedaerahan di berbagai kota di Jawa Timur.
“Alhamdulillah saya bersyukur bisa berbagi ilmu kepada banyak orang terkait membatik dan usaha berbasis kedaerahan. Sekarang saya terus berusaha mengembangkan usaha batik ini dan terus berinovasi dengan motif batik yang semakin beragam dan tentu syarat makna filosofi Jemberan atau Jawa.”
“Kami siap menerima pesanan batik dengan langsung bisa mengontak ke nomor WA 0858 1546 4450 atau bisa berkunjung langsung ke gerai kami Toko Yogha Batik Collection yang berlokasi di Dusun Gundang RT. 03 RW. 09 Sumberjambe, Jember.” tutup Yoga.[AF.Red]
Nama : Yoga Hadi Wibowo
Lembaga : SMK Nuris Jember, jurusan TKJ, tahun 2016
Karier : Owner Yogha Batik Collection, Sumberjambe, Jember
