Tempa Proses Kreatif melalui Komunitas Sastra Santri, Telurkan Karya Puisi yang Fantastis
Pesantren Nuris – Prestasi fantastis kembali ditorehkan oleh santri Pesantren Nuris Jember dalam bidang kekaryaan literasi. Kali ini, Rhamdan Adi Putra, siswa yang kini duduk di kelas XII IPA 1 SMA Nuris Jember tersebut sukses mengharumkan almamater melalui karya puisinya yang dinobatkan sebagai pemenang pertama dalam ajang bertajuk Lomba Santri Menulis tingkat provinsi tahun 2024.
Melalui karya puisi berjudul “Santri dan Bait Layang-Layang Penerima Rintih Angin Rindu”, Rama, sapaan akrab santri kreatif ini berhasil memenangkan perlombaan cabang menulis puisi yang diselenggarakan oleh UIN KH. Achmad Siddiq (Khas) Jember yang diumumkan pada 21 Juli 2024 lalu.
Ia pun berhak menerima piala, piagam juara, dan uang pembinaan sebesar Rp1.500.000,00 pada seremonial penghargaan pemenang ajang Lomba Santri Menulis 2024 yang diselenggarakan pada 22 Juli 2024 kemarin.
“Rasanya alhamdulillah senang dan bangga berkat proses saya belajar sastra di Komunitas Sastra Santri selama ini membuahkan hasil prestasi. Bagi saya ini menjadi pengalaman yang sangat mengesankan sebab saya juga bisa berkenalan dengan penulis puisi hebat dari pesantren lainnya seperti dari Denanyar Jombang dan Blokagung Banyuwangi.” Tutur Rama.
(baca juga: Pelajar SMA Nuris Jember Raih Juara 1 English Speech Competition di Universitas Muhammadiyah Malang)
Karya puisi Rama sendiri mengisahkan ketabahan dan keteguhan santri dalam menghadapi aral kehidupan. Ia menggambarkan layang-layang sebagai analogi sosok santri yang harus kuat diterpa angin bahkan ia membutuhkan angin untuk terus melayang dan terbang tinggi. Rama ingin mengajarkan bagaimana santri harus kuat dan kokoh dalam mengarungi kehidupan.
Rama menuturkan proses kreatifnya selama di Pesantren Nuris Jember dengan belajar di Komunitas Sastra Santri. Ia banyak mendapat pengetahuan bagaimana menikmati dunia santra dan memulai karya kreatif dalam mengungkapkan gagasan faktual. Ia juga menganggap melalui komunitas tersebut sebagai pembangun geliat literasi pesantren semakin memuncak.
Gus Robith Qoshidi, selaku Pengasuh sekaligus Kepala SMA Nuris Jember mengungkapkan, “Literasi pesantren harus mengorbit dengan gagasan-gagasan yang aktual dan faktual apalagi di era degredasi moral kekinian. Sudah saatnya santri ambil peran, paling tidak melalui karya-karya kreatifnya dalam menggaungkan bahasa zaman sekarang vibes positif.”[AF.Red]