Geliat Literasi Santri, Cerpen Siswa MA Unggulan Nuris Peringkat 4 Terbaik Sayembara Penulisan Cerpen Nasional

Angkat Sosok Perempuan Revolusioner dalam Sejarah Kelam Kerja Rodi Belanda di Jember, Cerpen Restu Memukau

Pesantren Nuris – Geliat literasi santri di pesantren masa kini bukan sekadar isapan jempol belaka. Mereka semakin berani berekspresi dengan kreatif tak hanya soal isu religi, tetapi juga lebih luas lagi ke ranah sosial budaya yang kritis. Kali ini, melalui karya cerpen memukau, Restu Maesha Puji Wahyuni berhasil meraih peringkat 4 terbaik ajang Sayembara Penulisan Cerpen tingkat nasional pada 22 April 2025 kemarin.

Cerpen berjudul “Robin Kumis Lilin” karya siswa kreatif yang duduk di kelas XI Agama 1 MA Unggulan Nuris ini mengisahkan sosok perempuan revolusioner dengan latar sejarah kelam kerja rodi Belanda di kawasan perkebunan di Kabupaten Jember. Hal ini sesuai tema yang diangkat oleh panitia penyelanggara, Grebeg Budaya Kampung bekerja sama dengan LPDP, Dana Indonesia, dan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia.

“Sekitar satu minggu saya menuntaskan karya cerpen berjudul “Robin Kumis Lilin” ini. Mulai dari riset tentang PTP Perkebunan di Kabupaten Jember yang konon masuk yang terbesar di Indonesia, zaman penjajahan Belanda dengan kerja rodi yang menyiksa, saya memasukkan sosok rekaan bernama Sarmila yang berjiwa kokoh dan penentang penjajahan yang berani.” Ungkap Restu.

Dari berbagai jurnal, buku, dan beberapa informasi yang didapatkan, Restu menghimpunnya lalu dijadikan inspirasi menulis cerpen yang kritis. Sebagai sosok perempuan di masa lampau bukan hanya soal kaum lemah yang tak berpendidikan, tetapi saya meyakini perempuan memiliki sejarah pemberani dalam menentang tirani di masa itu.

“Memang unsur-unsur tokoh dan cerita saya semua berupa rekaan, tetapi saya ingin menghidupkan semangat pengetahuan sejarah dan peran perempuan yang bisa saja melakukan penentangan dengan berbagai cara tersendiri, tak harus melalui perang fisik, bisa juga perang psikis seperti penolakan cinta Sang Jenderal Belanda seperti dalam cerpen saya ini.” tambahnya tersenyum.

(baca juga: Dua Pelajar MA Unggulan Nuris Bawa Pulang Piala MQK dan Khitobah Tingkat Nasional di Malang)

Santriwati cerdas asal Kencong, Jember ini memang dikenal sebagai pecinta karya sastra mulai dari karya puisi hingga cerpen. Ia bergiat di kegiatan ekstrakurikuler Sastra Santri Senior dalam mempertajam kekaryaannya. Beberapa karya puisinya tekah diterbitkan dalam media online pesantren, majalah santri Majalah Nuris, hingga dibukukan dalam antologi bersama dalam agenda Kementerian Agama ajang Gerakan Menulis Seribu Buku..

Pada 29 November 2024 lalu, Restu juga pernah memenangi lomba Jember Berpantun tingkat Kabupaten Jember yang diselenggarakan oleh Rumah Budaya Pendhalungan dan Dinas Pariwisata Kabupaten Jember. Ia dinobatkan sebagai pemenang ketiga.

“Saya sangat senang dan bangga masuk 4 besar dari 52 peserta yang turut serta. Apalagi lomba ini bersifat umum bukan pelajar. Saya semakin semangat untuk terus berkarya, saya ingin punya buku kumpulan cerpen sendiri nantinya.” Tutupnya.[AF.Red]

daftar peraih peringkat 10 terbaik Sayembara Penulisan Cerpen Grebeg Budaya Kampung 2025

 

Related Post