Kreativitas Santri MA Unggulan Nuris Bidang Literasi, Unjuk Prestasi Tingkat Nasional Puisindo Media dan PUISEA

Selain Menyukai Kimia, Santri Kreatif ini Kerap Juarai Ajang Menulis Puisi di Kancah Nasional

Pesantren Nuris – Kabar membanggakan datang dari Nafisatul Amalia, santriwati yang duduk di kelas XI MIPA MA Unggulan Nuris. Pasalnya, ia berhasil meraih predikat penulis terbaik cipta puisi tingkat nasional dalam ajang Lomba Menulis Puisi Nasional yang diselenggarakan oleh Puisindo Media dan PUISEA pada 07 Juni 2025 kemarin.

Prestasi santri kreatif ini bukan yang pertama, sebelumnya ia kerap meraih prestasi di bidang olimpiade kimia, olimpiade bahasa Inggris, hingga dalam bidang literasi seperti mencipta karya puisi. Pada 13 April 2025 lalu, ia meraih juara 3 cipta puisi tingkat nasional yang melalui karya cipta puisi berjudul “Tuhan, jika Kau Berkenan Mampirlah Sebentar”.

Pada gelaran lomba menulis puisi kali ini, Nafisatul menulis puisi berjudul “Kasih Sayang Rasa Gulali” yang membuatnya meraih predikat sebagai penulis puisi terbaik tersebut. “Alhamdulillah senang dan bangga sekali karya puisi saya kembali diapresiasi.” Tuturnya.

(baca juga: Ungkap Model Dakwah Gen-Z di Era Digital, Pelajar MA Unggulan Nuris Juara 2 Ceramah Se-Jatim)

“Menulis puisi bagi saya merupakan kegiatan yang menyenangkan. Tidak seperti saat persiapan mengikuti lomba sains seperti kimia, saat saya memilih fokus untuk menuangkan gagasan karya puisi itu seru sekali. Saya bisa mengungkapkan gagasan baik rasa kesal, kritis, hingga puji-pujian yang harapannya dapat menginspirasi.” Tambahnya.

Seperti biasanya, Nafisatul harus meluangkan waktu untuk sejenak berpikir dan berdialog dengan pikirannya sendiri saat menulis puisi. Sebelum menulis, ia kerap banyak membaca, menonton video ceramah atau podcast untuk menambah dan meningkatkan ketajaman berpikirnya. Dengan demikian, muncul ide puisi yang romantis pada ajang menulis puisi kali ini.

Lilies Agoestin, selaku guru bahasa Indonesia sekaligus pembina literasi di MA Unggulan Nuris menyatakan, “Selamat dan sukses untuk ananda Nafisatul atas prestasinya. Meski kita berada di pesantren bukan alasan untuk tidak berkarya. Kita masih banyak kesempatan menuangkan gagasan cerdas dan kritis dalam menghidupkan realita dengan puisi yang inspiratif.”[AF.Red]

Related Post