Pesantren Nuris – Diklatsar dan perkemahan Nuris 2017 resmi ditutup. Acara penutupan tersebut digelar di bumi perkemahan pesantren Nurul Islam Jember, Ahad, 22 Oktober 2017 lalu. Kegiatan tersebut tidak hanya ditutup dengan pelaksanaan upacara penutupan yang diikuti oleh seluruh peserta diklatsar.
Upacara penutupan tersebut sebagai upacara penerimaan tamu ambalan menjadi ambalan. Selain itu, penyematan bintang tahunan juga dilakukan. Pembina upacara penutupan Diklatsar tersebut mengungkapkan bahwa anggota Pramuka harus menerapkan Dasa Dharma Pramuka, menjadi seseorang yang kreatif dan inovatif, menjunjung tinggi nama almamater serta selalu kibarkan bendera tunas kelapa.
Lelah selama tiga hari dua malam akibat berkemah, tidak dirasakan oleh peserta kemah. Semua itu seakan terbayarkan dengan kebersamaan dan pengalaman yang tak pernah terlupakan. Bahkan mereka siap untuk mengikuti kegitan perkemahan selanjutnya.
Selain itu, peserta kemah mengaku pramuka telah mengajarinya banyak hal. Pramuka dapat mengubah seseorang yang pendiam menhadi aktif berorganisasi. Jiwa pemimpin ditanamkan agar mereka tumbuh menjadi pramuka yang bertanggung jawab.
(Baca juga: Pramuka Nuris Jember Menyongsong Identitas Santri)
“Selama saya bergelut di organisasi pramuka ini, saya dapatkan banyak pengalaman. Belajar menjadi pemimpin yang berlandaskan pada darma pramuka. Sifat aktif dalam berorganisasi sangat berguna untuk kehidupan ke depan saya,” ucap Iklhas selaku pemangku adat Yudhisuma Pramuka Nuris Jember.
Berharap setelah acara ini, akan ada acara-acara pramuka lainnya. Agar dunia luar mengerti kehebatan pramuka Yudhistra, Dewi Uma, dan Den Jaka Nurul Islam Jember. (Red/Ayu)