Penulis: Redaksi MN
Al kisah ada salah seorang penganut Wahabi bertamu kepada salah seorang Kyai yang bertujuan ingin mempermasalahkan amalan warga nahdiyyin tentang menggerakkan kepala saat membaca kalimat thayyibah (laa ilaa ha ilallah). Si Wahabi berargumen bahwa amalan tersebut tidak diajarkan oleh Nabi SAW. Singkat cerita, Kyai menyuguhkan secangkir kopi tanpa diaduk untuk tamu Wahabi tersebut.
(Baca juga: Modus Santri)
“Monggo diunjuk (diminum),” Kyai mempersilahkan.
Jawab Wahabi, “Na’am Ustadz.”
Saat Wahabi menyeruput kpi, tiba-tiba ia berhenti. Ia berkata, “Afwan Ustadz, kok easa kopinya pahit ya!”
“Oh iya tadi saya sengaja tidak mengaduknya,”jawab Kyai.
Tanya Wahabu,”Loh kenapa Ustadz?”
(Baca juga: Ajaran 3B)
“Ya itu jawaban untuk sampean yang mempermasalahkan membaca kalimat thayyibah (laa ilaaha illallah) dengan menggerakkan kepala, sama dengan kopi tadi, jika tidak diaduk ya rasanya pahit,”kata Kyai sambil tersenyum.
Tamu Wahabi diam dan tidak lama langsung pamit pulang.