Bukan Tamak, Hanya Enggan Menolak

Nuris- Semakin pesatnya kemajuan pendidikan di era modern ini secara tidak langsung membuat pesantren-pesantren semakin dipacu untuk meningkatkan kualitas mereka. Nuris sebagai salah satu pesantren tersohor di Jember pun demikian. Menurut Akmaluddin, S.Ud. (27), kepala Biro Kepesantrenan Nuris, tercatat total santri baru yang mendaftar di dalamnya mencapai sekitar 1000 orang. Sehingga total keseluruhan santri baru dan lama berjumlah kurang lebih 3000 santri.

Jumlah santri yang membludak di Nuris menyebabkan beberapa manajemen di dalamnya sedikit terbengkalai. Akmal mengaku,“Membludaknya santri baru ini membuat beberapa program kerja tidak berjalan maksimal, kami terpaksa harus membuat program kerja baru. Alhamdulillah, sejauh ini kami bisa mengatasi beberapa masalah yang sempat muncul.” ucapnya saat diwawancarai oleh reporter website Nuris pada Senin (9/8) di kantor Biro kepesantrenan Nuris.

Sehubungan dengan hal itu, lanjutnya, pesantren berfungsi membangun karakter dalam rangka menjaga moral. Inilah fungsi paling utama pesantren yang sangat dibutuhkan dewasa ini. “Bukannya kami tamak dengan jumlah santri, tapi ketika mereka sudah berniat untuk mondok, mengapa kami akan menyia-nyiakannya?” ujarnya.

Banyaknya santri Nuris, banyak juga kendala yang ditimbulkan. Antara lain kekurangan lokal kelas, kamar tidur, kamar mandi, kekurangan tenaga pengajar dan beberapa santri yang tidak kerasan.

Pada rapat beberapa pekan kemarin, beberapa proker baru sudah diputuskan. Untuk mengatasi kekurangan kelas, salah satu solusinya adalah pemajuan jadwal PSG kelas 2 SMK dan lembaga MTs yang dipecah menjadi 2 kelas (kelas pagi dan kelas sore), kelas pagi untuk sekolah diniyah dan kelas sore untuk sekolah formal. Untuk masalah kurangnya kamar tidur dan kamar mandi, beberapa lokal sudah mulai dibangun. Kendala santri yang tidak kerasan, dapat diatasi dengan intensitas pendampingan full 24 jam. Para asatidz akan ditempatkan di masing-masing kamar santri. Terakhir, untuk masalah kurangnya tenaga pengajar, puluhan guru baru telah diterima saat awal tahun ajaran baru kemarin.

“Pesantren Nuris ini baru berkembang, jadi masih perlu berguru pada pengaturan manajemen pesantren lain yang sudah favorit. Kami terus berusaha menyeimbangi sumber daya yang ada dengan kualitas pesantren.” tuturnya.

Untuk kedepannya, diharapkan Pesantren Nuris menjadi pesantren yang lebih profesional untuk menjalankan amanah dan membimbing moral para santri untuk membentuk masa depan yang cemerlang bagi agama, nusa dan bangsa. (Tim Website)

Related Post