Detik-detik Wisuda Tahfidz Alquran dan Kitab Kuning Santri Pesantren Nuris Jember
Pesantren Nuris – Pesantren Nuris Jember mewisuda ratusan santri yang telah dinyatakan menyelesaikan target hafalan Alquran dan kitab kuning pada hari Sabtu dan Ahad, 17 & 18 Desember 2016. Pelaksanaan wisuda yang langsung dipimpin oleh Pengasuh Pesantren Nuris Jember, Gus Robith Qoshidi, Lc berlangsung khidmat dan mengharu biru di Masjid Baitunnur.
Wisuda santri Pesantren Nuris Jember berlangsung melalui dua tahap yakni, tahap pertama untuk santri yang berada di lembaga SMP, SMA, dan SMK Nuris Jember; tahap kedua adalah untuk santri yang berada di lingkungan MTs, dan MA Unggulan Nuris Jember. Peserta wisuda juga terdapat dua kategori seperti, wisuda tahfidz Alquran dan kitab kuning yang meliputi, kitab klasik Imrithy, Taqrib, dan Fathul Qorib.
(Baca juga: Gema Sholawat Santri Pesantren Nuris Jember dan Toleransi Negeri )
Antusias wali santri memenuhi masjid mengikuti rangkaian acara selama wisuda santri tersebut. Pembukaan dipimpin oleh Gus Robith Qoshidi, kemudian wali santri diputarkan video alumni Pesantren Nuris Jember yang telah berhasil menduduki kuliah di berbagai kampus bergengsi di berbagai kota besar seperti, Bandung, Bogor, Jakarta, Jogjakarta, Malang, Surabaya, apalagi Jember.
Tidak cukup di situ, pemutaran video capaian prestasi santri selama semester ganjil Tahun Pelajaran 2016/2017 mampu menggugah bangga wali santri. “Saya sangat bangga menjadi wali santri yang mondok di Nuris. Di sini betul-betul pesantren yang memiliki visi fantastis. Terbukti santri sampai alumninya banyak yang sukses dan bermanfaat ilmunya. Alhamdulillah.” Kata Imam Jazuli, wali santri Muhammad Baihaqi siswa kelas XI IPA MA Unggulan Nuris Jember tersebut.
“Saya sangat bangga dengan Umi Latifah yang saat ini kelas XII IPA SMA Nuris Jember. Sejak berada di sini, anak saya mampu meraih prestasi mengagumkan baik di bidang sains hingga diwisuda sebagai tahfidzul Quran. Semoga Nuris terus Berjaya dan mencetak generasi yang bermanfaat bagi umat.” Kata Sucipto, ayahanda Umi Latifah tersebut.
Pada pemuncak acara, saatnya majelis pengasuh menyematkan toga dan memberikan ijazah kepada santri yang diwisuda. Majelis pengasuh dipimpin oleh Gus Robit Qoshidi, Lc didampingi oleh Gus Abdurrahman Fathoni, M.Si, Gus Rahmatullah Rijal, S.Sos, Ning Dian Happy, S.Pd.I, Ning Balqis Al Humairo, S.Pd.I, dan Ning Hasanatul Kholidia, S.Pd.I. Gus Robith memindah kuncir toga santri dari sebelah kiri menjadi ke sebelah kanan sebagai simbol bahwa santri tersebut telah dibebaskan dari kebodohan dan berharap keberkahan ilmu pengetahuan.
Satu persatu santri menghadap ke majelis pengasuh untuk diwisuda. Wali santri mengharu biru bangga putra-putrinya telah diwisuda. Gus Robith menyampaikan petuah, “Selamat kepada semua santri yang telah diwisuda, semoga ilmu yang telah diraih bermanfaat dan barokah. Buatlah bangga kedua orang tua kalian, sebab karena merekalah kalian bisa seperti ini.”
Tampak derai tangis bangga wali santri memeluk putra-putrinya ketika namanya dipanggil sebagai wisudawan/wisudawati dengan predikat jayyid. Masjid Baitunnur terlihat renyuh dalam haru. [AF.Red]