Pesantren Nuris – Tak disangka sebelumnya oleh para santri pada Hari Minggu (19/02) kedatangan tamu istimewa KH. Syaifullah Yusuf di masjid Baitun Nur. Beliau datang, dengan niatan hanya ingin bersilaturrahmi kepada Kyai Muhyiddin Abdusshomad yang tak terkabulkan di bulan yang lalu, karena ada halangan.
Baca juga: (Syekh Fadli Asal Lebanon: Seyogyanya Santri Pesantren Nuris Jember Mengokohkan Akidah Ahlussunnah wal Jamaah)
Seluruh santri Pesantren Nuris Jember sangat antusias dengan kedatangan KH. Syaifullah Yusuf. Kyai yang sering disapa Gus Ipul itu, tidak sendiri beliau datang juga ditemani oleh Bupati Jember Hj. Faidah MMR. dan Rektor IAIN Jember Prof. Babun Suhart dan Gus Yahya Sakuf.
Dalam kesempatan kali ini Gus Ipul menyampaikan tausiyahnya kepada seluruh santri tentang perkembangan dunia internet.
Tercatat 50% pengguna internet ada di kawasan Asia dan Indonesia dalam urutan ke-5 setelah Cina dan India. Sedangkan di dunia, Indonesia menempati urutan ke-5. Di Indonesia sendiri kurang lebih 1320 juta orang, 52% orang di Indonesia dan itu termasuk kalangan Pesantren.
“Ada anak teman saya, dia berumur 13 tahun dan sudah tahu apa itu internet. Setiap hari itu, dia memeriksa hape anaknya dan tak disangka di handphonenya tak terdapat satu pun folder yang berbau negatif. Dari penasarannya dia bertanya kepada sang guru yang mengajar anaknya. Ternyata di sekolah selalu diberitahu bahwa yang seperti itu ada waktunya tersendiri,” ujar Gus Ipul.
Wakil Gubernur Jawa Timur itu juga menyampaikan bahwa, memanfaatkan teknologi dengan aman sangat perlu diinformasikan kepada pengguna internet. Bisa disamakan dengan pisau yang digunakan untuk membunuh maka akan membahayakan diri sendiri, sedangkan jika pisau itu diasah terus menerus dan dipergunakan untuk memotong benda bermanfaat maka pisau itu tidak melukai diri sendiri.
Program Pelatihan Internet Sehat dan Jurnalistik Media Sosial, juga dapat menyanggah paham – paham yang berbeda dan dapat mengatasi berbagai masalah. Dalam dunia psikologi, seorang anak akan memiliki dua sifat yang berbeda. Pertama, ketika ia berinteraksi langsung dengan masyarakat, sifatnya boleh lemah lembut. Namun coba saja dilihat dari sisi ketika si dia berhadapan dengan dunia medsos, pasti mereka akan mengumbar baik maupun buruk dirinya tanpa melihat keuntungan dan kerugiannya.
“Alhamdulillah, saat ini perkembangan Pesantren Nuris sangat meningkat yang dapat dilihat dari 10-15 tahun yang lalu hingga sekarang. Berbanggalah kalian para santri bisa menimba ilmu di sini yang menjadi salah satu rujukan negara dalam hal agama. Tidak hanya itu, disini ternyata telah mengembangkan 3 bahasa yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan Bahasa Arab,” jelas Gus Ipul.
“Anak anakku yang ku cintai, lihatlah sekolah-sekolah yang berbasis formal saja. Belakangan ini sekolah yang di luaran sana telah memiliki program ‘Full Day’s School’. Sekolah-sekolah itu terinspirasi dari program pesantren yang dapat menghasilkan anak didiknya menjadi berkualitas,” tambah lagi Gus Ipul di akhir pidatonya.
“Saya sangat bersyukur dan tidak menyangka bisa bertemu dengan seorang pemimpin seperti Gus Ipul, biasanya kan hanya bisa melihat di balik kaca televisi saja, tapi sekarang saya bisa bertemu langsung dengan beliau,” tutur salah satu santri Pondok Pesantren Nuris Jember, Alifia Afifah. (RED/KO).