Karya: Ayat Cinta Al-Ghifari*
*Penulis adalah adalah salah satu ustadz di MA Unggulan Nuris. Beliau mengajar bahasa Arab, Nahwu, dan BMK.
Dibuai angin sulung di penghujung pulau samudra teduh kasih sayangmu. Kau bubuhkan pesona sinar mata penuh cinta penuh kasih penuh sayang. Terasa dalam rintihan air mata embun pagi.
Bagaimana kau disana?Bayang bayangmu mengikuti langkahku. Tak kuasa tangan lunglai ini ku ulurkan. Melainkan rintihan lamunan wayang. Melambaikan tangan oleh seutas benang dan ranting. Tangisan rindu tersimpan dilubuk hati.
Terasa berharganya zam-zam yang kau suguhkan disetiap haus. Bercanda denganku ibu. Sedap kopyor susumu menghilangkan dahaga dan menjadikan jasad ini tumbuh berharga.
Dihari penuh cinta kasih ini, kini kita tidak lagi bersama namun engkau selalu ingat itu. Jika aku ditanya tengtang pahlawan. Jika aku ditanya tentang pejuang terhebat dunia. Namamu ibu yang akan ku sebut paling dahulu. Karna jasamu bagiku sangatlah besar dan hutangku padamu tak kuasa ku bayar.
Ibu yang meletakkan tinta kasih disini. Disamudra penuh berkah, penuh rohmat,penuh kasih sayang. Penuh canda dan tawa. Saat gelap menghampiriku, lokan lokan terlihat terang. Mutiara-mutiara pun bersinar terang lantaran sinar doamu yang mampu menerangi sauh gelapnya jiwa.
“Besok ulang tahunmu nak, selamat ulang tahun putraku.” Terdengar suara itu dipagi sejuk bersama kicauwan burung-burung. Dan angin segar di pagi teduh mataharipun tersenyum riang. Aku lupa itu ibu, aku rindu itu ibu, terima kasih Ibu. Kasih sayangmu tak kan pudar dan tak berkurang sepanjang masa.