Pesantren Nuris – Pertunjukan Drama Kolosal mungkin sudah lumrah di sebuah pagelaran seni. Namun, tidak dengan Pesantren Nurul Islam Jember. Kali ini pesantren berbasis modern dengan kajian kitab kuningnya ini memberikan hal yang berbeda untuk lebih memberi inovasi pada seni teater tersebut.
Empat belas Agustus 2017, merupakan Hari Pramuka se-Dunia, seluruh anggota Ekstrakurikuler Pramuka dikerahkan untuk menjadi petugas upacara.
Pada upacara itu, ada sesuatu yang berbeda tentunya dari upacara-upacara sebelumnya, sebuah pertunjukan Drama Kolosal dimainkan oleh anggota pramuka disela-sela susunan upacara.
Tentu hal ini menarik perhatian seluruh peserta upacara, mengingat ini kali pertama sebuah upacara diisi oleh seni dengan petugas upacara yang mencapai hingga ratusan lebih.
Mengambil tema permainan Tradisional Indonesia pada drama yang akan mereka tunjukkan pada upacara peringatan Hari Pramuka se-Dunia ini, memberikan sebuah pesan tersirat untuk terus melestarikan permainan tradisional kepada seluruh peserta upacara.
“Pertunjukan drama dalam sebuah upacara bisa jadi satu-satunya upacara yang tergolong unik.” ungkap Abdul Nazam Mukhtamar Ilyas selaku pembina Pramuka Pesantren Nurul Islam Jember.
“Di dalam drama itu, kami mengambil tema permainan tradisional, yang mana maksud kami dengan tema itu kami ingin menyampaikan kepada seluruh peserta upacara untuk terus melestarikan permainan tradisional yang keberadaanya kali ini sudah mulai punah dengan adanya game-game di alat elektronik”.Lanjutnya.
Permainan tradisional yang digunakan ada 4 yaitu, sodor, kelereng, lalat buta, dan engkleng. Ke-empat permainan tersebut berhasil dimainkan dengan begitu menarik, bahkan hampir seluruh peserta ikut larut dalam permain masa kecilnya masing-masing. Diiringi oleh pembacaan puisi dari Vikhia Kelas XII PK B MA, pagelaran drama kolosal tersebut terbungkus begitu sempurna.(IRA/RED)