*Penulis: Hofiftul Muslihana
Penulis adalah salah satu siswa SMK Nuris Jember kelas XI TKJ
“Akankah Indonesia indah tanpa budaya?” pertanyaan itu mencuat seperti banjir melanda, memporak-porandakan segenap bangunan. Pertanyaan itu seperti ledakan. Seperti letusan. Seperti kutukan.
Birunya langit yang manja mulai meredup di tengah-tengah kampung, menghangatkan batin yang sedang dingin, seketika itu pula para unggas siang beterbangan kembali ke peraduannya di pohon-pohon rindang.
Hewan malam pun muncul dan mulai beterbangan di malam yang sunyi dan penuh puing-puing kenangan, ingin rasanya terbang bersama mereka, menikmati sunyi malam yang sangat menyentuh batin yang gundah ini, inilah pertama kali seorang wanita karir seperti aku merasakan indahnya alam pedesaan saat malam menjelang, sungguh sangat menakjubkan, bintang yang bersinar terang menerangi langit yg gelap, menambah indahnya malam ini. Ditambah hewan kecil bersinar menemaniku, rasanya ingin sekali selamanya berada di sini. Tetapi aku ingat tujuan utamaku, yaitu mencari tahu tentang kejadian mematikan yang di sebabkan oleh ilmu hitam yang dimiliki oleh pemain reog ponorogo dan warok. Aku memutuskan untuk mencari informasi saat pagi menjelang.
Pagi pun datang, aku bergegas untuk mencari tahu tentang reog ponorogo dengan berjalan kaki menuju pemusiman warga. Saat perjalanan kebetulan ada seorang warga. Mungkin aku pikir bisa mendapat informasi melalui warga tersebut.
“Permisi bu,,, saya boleh tanya sesuatu”
“Oh,,, iya nak, silahkan “
Warga tersebut meresponku dengan ramahnya.
“Begini bu,, saya dari kota,, dan saya dapat tugas untuk mencari tahu tentang kisah saat pertunjukan reog ponorogo dan warok di desa ini ”
“Apakah penting untuk kamu mengetahui itu,,, gara-gara pertunjukan reog itu. Desa ini hancur ,semua orang ketakutan, dan tertindas di sini, pergi kamu.
Tiba-tiba warga yang sangat ramah menjadi berubah drastis saat aku menanyakan hal itu padanya, warga itu marah padaku, perasaan bingung dan ingin tahu beradu menjadi satu dalam benakku, rasa penasaranku mulai timbul dan mencuat semangat untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Akupun melanjutkan perjalananku untuk menyelesakan misiku, tanpa seorang teman aku memberanikan diri untuk terus mencari informasi tentang pertunjukan reog itu.
(Baca juga: Cerpen Ini Ada Karena Dihukum )
Aku terus mengutarakan pertanyaan sama seperti warga sebelumnya kepada warga yang lain, saat aku menanyakannya kepada warga setempat, ternyata yang aku dapat hanyalah hinaan dan bahkan hampir semua penduduk di kampung ini memarahiku. Aku semakin bingung apa yang sedang terjadi pada desa ini. Rasa penasaranku semakin besar, aku tidak menyerah untuk mendapatkan informasi itu, seharian aku mencari tahu tentang peristiwa itu sampai malam pun menjelang, aku terus berjalan untuk mencari informaasi tersebut.
Entah kenapa suasana di desa ini tidaklah sama dengan suasana di vila tempat aku menginap, saat malam datang suasana di vila sangat indah, tetapi kenapa di desa ini saat malam datang desa ini terasa sangat menyeramkan dan perasaan takut mulai menghantuiku, tetapi meskipun rasa takut timbul, aku terus berjalan di tengah-tengah desa yang sepi ini, aku heran kenapa semua rumah-rumah warga tertutup rapat dan di teras rumah mereka seperti ada sesajen dan juga beras sampai sebuah mas pun ada bersama sesajen itu.
Di tengah gelapnya malam aku hanyalah sendiri, berjalan tanpa seorang yang menemaiku, tetapi aku terus berjalan, tiba-tiba tepat di depan mataku seperti ada orang yang berlari, aku penasaran dengan orang itu, aku memberanikan diri untuk mengikuti orang itu, aku berpikir siapa tahu dari orang itu, aku bisa mendapatkan informasi. Sampai akhirnya orang itu berhenti di sebuah rumah, dekat dengan hutan, di rumah itu terdapat sebuah dadak merak yg sangat cantik, aku ingin menghampiri orang itu, saat aku berjalan menuju rumah itu tiba-tiba dari belakang ada seseorang yang menarik tanganku dan menutup mulutku dengan tangannnya. Sejak saat itu aku tidak sadar apa yang sedang terjadi.
Aku tersadar dan mataku mulai bisa melihat, ternyata aku berada di sebuah rumah, tetapi aku tidak tahu, aku berada di mana.
“Sudah sadar kamu?”
Seorang pria melontarkan suaranya padaku
“Kamu di rumahku, tenang saja, aku gak ngapa-ngapain kok”
“Kenapa kamu membawaku ke sini?” sembari bingung.
Pria itu hannya terdiam, dengan diselimuti perasaan bingung dan takut aku terus bertanya pada pria itu
“Aku tahu tujuan kamu datang ke desa ini, dan aku tahu tentang peristiwa reog itu”
“Jika kamu memang sudah tahu tujuanku kenpa tidak dari awal kamu datang kepadaku dan memberi tahu aku tentang kejadian itu”
Pria itu terdiam
“Kenapa kamu membawaku kemari jika kamu ingin merahasiakan tentang peristiwa itu”
“Aku membawamu bukan untuk memberitahumu tentang peristiwa itu, melaibkan aku membawamu karena aku ingin menyelamatkanmu”
“Menyelamatkan aku, menyelamatkan apa..?????”
“Sudah malam sekarang kamu bermalam dulu di sini,” berusaha mengganti topik pembicaraan
Malam semakin larut, aku memutuskan untuk bermalam di rumah pria yang tidak aku kenal, saat aku tertidur tiba-tiba aku mendengar seseorang membuka pintu, aku penasaran saat aku lihat ternyata pria yang membawaku kemari pergi keluar dari rumah ini dan membawa sebuah topeng seperti kepala singa, waktu menunjukkan pukul 00.00 aku penasaran apa yang akan dia lakukan malam-malam begini terpaksa aku mengikuti pria itu, ternyata pria itu menuju sebuah hutan, tiba-tiba dia berhenti di sebuah gua, pria itu duduk di dalam gua seperti orang yang bertapa.
“Kamu akan mendapatkan susukmu kembali, jika kamu menyelesaikan tugasmu,,”
“Baik,,, Saya akan mengembalikan keadaan desa seperti dulu lagi”
Entah pria itu berbicara dengan siapa, tetapi aku mendengar jelas percakapan mereka.
Aku semakin yakin aku akan mendapatkan informasi darinya, saat pria itu menyelesaikan percakapannya, ia pergi dari gua itu, aku terus mengikuti pria itu, ternyata pria berhenti di depan rumah yang terdapat dadak merak .
“Loh tempat ini kan tempat yang tadi aku kunjungi, ngapain dia ke sini, apa dia punya rahasia yang tidak ingin dia katakan pada orang lain, ini pasti ada hubungannya dengan pekerjaanku”
Pria itu memasang topeng yang dia bawa dan dia mengendap-endap masuk ke dalam rumah itu, aku terus mengikutinya, isi rumah itu ternyata tersimpan peralatan reog Ponorogo dan di sana juga tersimpan barang-barang milik warga yang aku lihat di depan rumah warga, aku terus mengikuti pria itu. Aku tidak tahu apa yang akan dia lakukan, pria itu seperti mencari sesuatu, dan dia mengambil sebuah batu dari rumah itu, dan dia menuju ke sebuah ruangan yang bergembok, dia mencoba membukanya.
“Hey,,,, siapa itu?”
Dari jauh ada dua orang pria yang memergokinnya, aku terus bersembunyi di balik tembok, sedangkan pria yang mengenakan topeng singa itu lari keluar. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan, aku berusaha keluar dari tempat itu.
“Hey,,, Siapa itu?
Saat aku mencoba keluar tiba-tiba aku kepergok dengan orang-orang yang berada di rumah itu, tidak ada pilihan lain selain lari aku terus berlari dan orang-orang itu mengejarku, saat aku berlari tiba-tiba di depanku dua orang pria menghadangku sedangkan dua orang yang berada di belakangku memukul kepalaku dengan kayu. saat itu aku tidak tahu apa yang terjadi.
SATU JAM BERLALU
Aku mulai sadar, saat aku membuka mataku ternyata aku berada di sebuah ruangan yang hanya diterangi lilin.
“Aku ada di mana sekarang?”
“Ngapain kamu ke sini?”
Saat aku lihat ke arah suara itu ternyata ada banyak orang di sini yang mengenakan topeng singa …
“Kalian siapa? kenapa kalian mengenakan topeng yang sama dengan pria yang aku ikuti”
“Apa,,, kamu mengikuti pria yang mengenakan topeng singa barong ?”
“Iya, aku mengikuti dia, tapi aku nggak tahu apa yang dia lakukan di sini, dia menuju sebuah ruangan yang bergembok, sepertinya dia ingin membuka pintu ruangan itu. Apa kalian kenal?”
“Ternyata dia peduli kepada kita, orang yang kamu ikuti itu adalah teman kita, Adit. Dan ruangan yang kamu maksud adalah ruang yang kamu tempati sekarang”
Aku terkejut saat mereka mengatakan aku berada di ruangan bersama teman pria yang aku pikir dapat memberikan informasi kepadaku, rasa takut dan bingung menyelimutik, aku tidak tahu bagaimana aku bisa keluar dari tempat ini, aku hanya bisa pasrah dan berharap keajaiban akan menolongku.
“Aku tidak mengerti siapa yang kalian maksud, perduli sama kalian?”
“Yang kita maksud adalah adit teman kita , hanya dia yang bisa lolos dari kejadian itu. Dan saat kita tertangkap dia tidak menolong kita dan bahkan dia meninggalkan kita. Kita pikir dia tidak akan menolong kita, 5 bulan kita berada di sini, tersiksa di sini, dan satu-satunya harapan kita adalah Adit.”
“Apakah kejadian itu ada kaitannya dengan pertunjukan reog ponorogo 5 bulan yg lalu,”
“Kita tidak bisa memberi tahumu”
“Kenapa tidak bisa… kita sudah terkurung di sini, selama 5 bulan kita berada di sini.. apa yang masih ingin kita rahasiakan, kita sama-sama terkurung disini, biarkan dia tahu !
Aku terkejut saat aku mendengar di balik topeng singa itu aku mendengar suara seorang wanita yang tampaknya emosi kepada temannya, aku penasaran kenapa mereka tidak membuka topeng singa yang menyeramkan itu
“Kenapa kalian mengenakan topeng singa itu, padahal di sini tidak ada orang lain,”
Mereka semua terdiam tanpa sepatah katapun keluar dari mulut mereka, aku semakin penasaran dan bingung dengan keadaan ini.
“Kenapa kalian diam?”
“Ngapain kamu di sini dan apa tujuan kamu”
Seketika itu pula mereka membuka topeng mereka, astagfiruwahalazim,,, ingin rasanya aku menangis melihat wajah mereka yang sudah berlumuran darah, aku semakin bingung apa yang sedang terjadi pada mereka.
“Ada apa dengan wajah kalian?”
“Inilah sebabnya kenapa kami tidak memperlihatkan wajah kami.”
Aku terkejut saat wanita itu berbicara kepadaku dan meperlihatkan wajahnya kepadaku, wajah cantiknya tertutupi dengan darah yang mengalir dari kepalanya
“Kenapa kalian bisa terluka seperti itu?’
“Ini disebabkan karena pertunjukan 5 bulan yang lalu, dan kamu siapa?”
“Namaku Rayna, aku seorang wanita karier dan aku mendapat tugas untuk menulis tentang kejadian pertunjukan reog ponorogo 5 bulan yang lalu tetapi sekarang aku sudah tidak peduli dengan pekerjaan itu, aku harus bisa keluar dari sini dan aku ingin membantu kalian dan mengobati luka kalian.”
“Hahahahahahahaha”
Semua tertawa dan seperti mengejek.
“Percuma kamu berusaha keluar dari sini. Di rumah ini banyak penjaganya.”
Aku pun terdiam dan hanya bisa menunggu Adit datang untuk menyelamatkan mereka sedangkan Adit berusaha untuk menyelamatkanku dan teman-temannya.
“Untung saja aku lolos dari pasukan barong, aku harus bisa menyelamatkan teman-temanku,”
***
(sudut pandang melesap ke orang ketiga)
Barong adalah teman adit yang menghianatinya karena kekasih yang dicintainya meninggal saat peristiwa 5 bulan yang lalu.
Aditpun pulang menuju rumahnya, saat perjalanan Adit menemukan sebuah handpone, saat dia mengecek handpone itu ternyata handpone itu milik Rayna wanita yang dia bawa ke rumahnya
“Ternyata wanita itu mengikutiku ke rumah barong, tidak mungkin aku menyelamatkan dia sekarang, aku harus menyelamatkan teman-temanu besok pagi, aku harus mencari bantuan “
Keesokan harinya adit mencoba meminta bantuan warga untuk menyelamatkan teman-temannya, tetapi warga tidak mau membantunnya,
“Siapa yang ingin kamu selamatkan??, teman-temanmmu yang sudah mati itu, dan kami tidak mau melihat wajahmu lagi, karena gara-gara pertunjukan reog ponorogo yang kamu persembahkan bersama teman-temanmu semua warga di sini menderita, pergi kamu…dan bahkan gara-gara kamu kepala desa menghilang karena ilmu hitam yang kamu miliki. Kembalikan kepala desa kami. Tanpa dia, desa ini tidak akan makmur, dasar SETAN. Buihhh”
Tidak ada warga yang mau membantunya bahkan saat dia minta bantuan warga malah memarahinnya dan bahkan meludahinnya
“Tidak ada pilihan lain, aku harus pergi ke gua itu”
Entah apa yang akan dilakukannya, adit pergi ke gua itu
“ Saya sudah tidak kuat lagi, kembalikan susuk saya tanpa susuk itu saya tidak akan bisa menyelamatkan teman-teman saya … kasian teman-teman saya tersiksa di sana. Hanya anda yang bisa mengembalikan desa seperti semula”
“Adit maafkan saya. Gara-gara saya teman-temanmu jadi tersiksa dan maaf saya tidak akan mengembalikan susukmu tetapi saya bisa ikut kamu ke desa”
“Tetapi jika anda ke desa, itu akan membahayakan keselamatan anda. Jika anda ketemu Barong pasti anda akan dihabisi bahkan anda akan mati”
“ini untuk keselamatan desa dan teman-teman kamu.Saya tidak bisa bersembunyi lagi meskipun nyawa akan saya pertaruhkan untuk kemakmuran desa.”
Adit membawa orang itu pergi ke desa. Sesampainnya di desa. Adit langsung mengumpulkan warga, wargapun berkumpul di balai desa. Warga masih saja menghinannya dan manyebut Adit sebagai pembunuh .. nama hewan pun sering kali warga lontarkan kepada adit.
“ Dasar pembunuh ,,, berani-beraninya kamu mengumpulkan kami di sini… warga lebih baik kita habisi dia , biar dia tahu bagaimana penderitaan yang kita alami”
Adit hanya diam dan warga mulai menghajar adit .
“STOP!!!!!!!!!!!! SAYA BILANG STOPP !!!”
Dari belakang seseorang menghentikan warga yang sedang marah itu. Ternyata orang itu adalah orang yang besama adit pergi ke desa ini.
“Pak Kades”
Seketika warga berhenti dan warga tersenyum dan terkejut melihat orang itu.
“Iya ini saya, kenapa kalian memukuli Adit padahal dia yg menyelamatkan saya.”
“Menyelamatkan apa???”
“Nanti saya ceritakan apa yang sedang terjadi, sekarang saya ingin meminta bantuan kalian untuk menyelamatkan orang-orang pemain reog ponorogo 5 bulan yang lalu..”
“Bukannya mereka meninggal saat kejadian itu, barong sendiri yang menceritakan kepada kita dan bahkan barong mengatakan kalau pak kades sudah meninggal dan sejak saat itu barong baik kepada warga dan warga mengangkatnya sebagai kepala desa ,, tetapi semenjak menjadi kepala desa dia mengatakan agar setiap malam warga menyiapkan umpeti dan sesajen untuk jin yang menyebabkan pak kades meinggal dan dia juga mengatakan bahwa adit menyuruh dan mengancam barong untuk selalu menyiapkan sesajen dan umpeti untuknya jika tidak menyiapkan umpeti Adit akan menyuruh siluman yang berkepala singa akan menindas dan bahkan akan menyiksa warga .”
“Iya Pak kades, itu benar, saya pernah tidak menyiapkan umpeti dan anak buah Adit yang berkepala singa memukuli saya dan keluarga saya, dan bahkan barang-barang saya dirampas”
Adit terkejut saat mendengar itu.
“Sumpah saya tidak melakukan itu.”
“Sudah-sudah, ayo kita bantu Adit dulu untuk menyelamatkan teman-temannya.”
Adit dan semua warga bersama kepala desa pergi ke rumah tempat pemain reog ponorogo dikurung dan ditahan.
Sedangkan di rumah itu, saat Rayna membersihkan luka pemain reog pono rogo. Tiba-tiba ada yang membuka pintu ruangan itu. Dan ternyata barong yang menghampiri mereka
“Biarkan kami keluar, “
“Lepaskan kami barong”
“Kalian tidak tahu bagaimana rasanya jadi aku, aku sudah muak dengan wajah-wajah kalian, sudah cukup, “
Rayna hanya terdiam melihat perdebatan itu.
“Teman-teman cepat habisi mereka”
Tiba-tiba dari luar ruangan teman-teman Barong membawa sebuah pecut yang besar dan tebal dan mereka membawa Rayna juga pemain reog ponorogo ke sebuah ruangan, mereka mengikat Rayna dan pemain reog ponorogo.
“Lepaskan kami!!!”
Suara jerita orang-orang itu sangat mengenaskan, dan suara pecut sangat mengerikan ,
“ Sakitttttttttttttttttt,”
Rayna menjerit kesakitan.
“Barong keluar kamu!!!”
Tiba-tiba ada suara warga dari luar. Dan warga langsung mendobrak pintu rumah itu dan warna mendengar jeritan orang-orang yang sedang disiksa itu, warga langsung mendobrak pintu ruangan itu.
“Berhenti!” kepala desa langsung menghentikan teman-teman Barong yang sedang menyiksa Rayna dan teman-teman Adit.
Darah mengalir di sana, ruangan itu seperti lautan darah.
“Mau apa kalian di sini, jika kalian berani mendekat akan aku tusuk dia,” sembari menodongkan pisau ke perut Rayna.
Tiba-tiba Adit langsung menendang barong dan pisau yang dipegang. Barong pun jatuh, semua warga melepaskan ikatan pemain barong dan Rayna yang sudah berlumuran darah itu. Sedangkan Adit berkelahi dengan Barong dan warga membantu Adit, pada akhirnya barong pun kalah juga teman-temannya. Barong dan teman-temannya diamankan oleh warga.
“ Dasar pengecut, pembunuh. Buihhh”
Barong meludahi Adit dan Adit hanya terdiam
“Barong,, saya malu dengan kelakuan kamu, bisa-bisanya kamu memperlakukan teman-teman kamu seperti hewan”
“Apa yang mereka alami tidak sebanding dengan Ratna kekasihku, dia meninggal gara-gara pembunuh ini,” menunjuk Adit.
“Kamu salah paham, waktu itu saat pertunjukan reog ponorogo saat dadak merak diangkat dan dipertunjukkan tiba-tiba ada warga desa lain yang berada di tengah-tengah pertunjukan itu, warga itu iri pada kalian karena pertunjukkan kalian sangat menakjubkan, tiba-tiba saya lihat mereka melemparkan rokok pada pemain yang mengangkat dadak merak tiba-tiba dadak merak itu jatuh dan menimpa kekasihmu saat itu Adit berusaha menyelamatkan kekasihmu tetapi Adit telambat.“
Barong terlihat menyesal dan barong pun meminta maaf pada Adit dan pemain reog ponorogo.
Rayna tersenyum dan semua orang tersenyum lega. Akhirnya desa itu kembali seperti semula
“Akhirnya masalah ini selesai, thanks ya dit kamu sudah menyelamatkan aku, akhirnya aku tau kisah sebenarnya”
Adit hanya tersenyum.
“Ini susukmu Dit, susukmu jatuh saat kamu lari mau menyelamatkan Ratna”
“Susuk itu buat apa Dit”
“Susuk ini untuk menambah keindahan saat aku menari tanpa susuk ini aku tidak akan bisa menari dengan luwes”
“Apakah indonesia lebih baik tanpa budaya? “ tanya Rayna.
Semua orang terdiam.
“Indonesia tanpa budaya adalah bagaikan bumi tanpa penghuni, tanpa budaya tanah air ini tidak akan seindah saat ini. Salah satu keindahaan dalam tanah air yaitu budaya. Budaya yang baik tergantung pada seeseorang yg menggunakannya.” jelas Pak Kades.
Rayna berkabung untuk peristiwa di negerinya. Indonesia sedang berkabung. Indonesia terkurung.