Pesantren Nuris- Usai lulus kuliah, alumni Nuris yang satu ini abdikan dirinya untuk MTs Unggulan Nuris. Devita Wulansari alumni SMA Nuris Jember lulusan tahun 2011 kini menjadi staff pengajar bahasa Indonesia di MTs Unggulan Nuris. Guru bahasa Indonesia madrasah tersebut merupakan lulusan sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember tahun 2015.
Alumni SMA Nuris Jember tersebut terkenal sebagai siswa yang rajin dan aktif selama sekolah. Pasalnya banyak kegiatan ekstrakurikuler yang diikutinya. Dia sempat menjadi anggota OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah) dan bergabung di MPK (Majelis Perwakilan Kelas). Selain itu, dia juga aktif di organisasi teater dan Majalah Madani yang kini berubah namanya menjadi Majalah Nuris dan paduan suara.
Pernah menjadi santri dan mengabdikan diri untuk almamater menjadi kebanggaan sendiri baginya. Nuris telah memberikan banyak hal untuknya dan pengabdiannya kini merupakan wujud baktinya untuk Nuris.
“Saya senang sekali bisa menjadi seorang guru di MTs Unggulan Nuris. Saya akan memberikan yang terbaik untuk MTs Unggulan Nuris dan yayasan Nurul Islam Jember. Sudah menjadi kewajiban bagi saya untuk mengabdikan diri di Nuris,” tutur Devita.
Saat ini, Devita Wulansari tidak hanya mengajar saja, tetapi dia juga dipercaya sebagai pembina ekstrakurikuler Broadcasting Nuris, yang sudah berjalan hampir satu tahun. Selain itu, dia juga sering terlibat dalam pembuatan video prestasi, profil sekolah, dan lain-lain.
“Alhamdulilah saya dipercaya untuk membina ekstrakurikuler Broadasting Nuris, dengan berbekal pengetahuan yang saya dapatkan dari perguruan tinggi saya akan berusaha memberikan yang terbaik,” imbuhnya.
Sudah sewajarnya, jika guru cantik tersebut mendapatkan kepercayaan. Sebab pengalamannya berorganisasi selama kuliah tidak dapat diragukan lagi. Selama kuliah dia pernah bergabung di organisasi kesenian Dewan Kesenian Kampus (DKK) dan Ikatan Mahasiswa Sastra Indonesia (IMASIND).
(Baca juga: Berdedikasi Sedari Nyantri, Setelah Lulus Sarjana Komputer, Alumni Nuris Ini Istiqomah Mengabdi)
Menjadi santri merupakan kebanggan tersendiri bagi gadis kelahiran Banyuwangi ini, sebab bekal keagamaan benar-benar didapatkannya. Bekal keagamaan tersebut akan menjadi kendalinya dalam menjalani kehidupan. (Red/Yuv)