Santri seyogyanya mempelajari ilmu agama lebih mendalam, namun seorang santri harus menggali kemampuan lain pada dirinya. Kemampuan merupakan modal pengetahuan dunia. Seorang santri yang pintar agama tanpa modal pengetahuan dunia akan menjadi apa? Begitu juga sebaliknya.
Santri dengan pengetahuan agama yang luas dan ilmu pengetahuan yang luas akan lebih baik. Lalu bagaimana pandangan anda jika seorang santri memenangkan sederet olimpiade bergengsi? Berikut hasil wawancara salah satu anggota Jurnalistik Website Pesantrennuris.net Nisa Haniatus S dengan santriwati berdarah Rambipuji kelahiran 1 Oktober 2000 ini, Wardatul Fitriyah siswa MA Unggulan Nuris Juara Olimpiade Biologi.
Faktor apa saja yang mendukung kemenangan Anda di beberapa olimpiade Biologi?
Faktor yang pertama adalah kesukaan saya dengan mata pelajaran Biologi. Atas dasar suka, saya berusaha memaksimalkanya lagi. Faktor kedua ialah dukungan orangtua yang tiada hentinya memberi saya motivasi selalu, serta bantuan tentor dan guru-guru hebat yang rela berbagi ilmunya. Tak lebih juga semangat dari para ustadzah dan teman-teman.
(baca juga: Tekun dan Fokus, Kunci Berlian Koleksi Banyak Prestasi di Bidang Biologi)
Apa Anda menyukai Biologi semenjak jenjang SMP?
Iya,di waktu SMP saya sudah menyukai pelajaran ini. Namun,pada saat SMP saya tidak berpengalaman memenangkan olimpiade Biologi, Semenjak sekolah di MA Unggulan Nuris saya berusaha lebih giat lagi, menggali pelajaran yang menjadi kesukaan saya dan merupakan kemampuan yang menonjol dari saya.
Olimpiade apa saja yang berhasil dimenangkan?
Alhamdulillah saya berhasil menangkan beberapa olimpiade Biologi, di antaranya juara 2 KSM (Kompetisi Sains Madrasah) pada tahun 2017, harapam 2 Biologycal Science Day se-Jawa timur- Bali,dan juara 1 KSM (Kompetisi Sains Madrasah) tingkat kabupaten pada tahun 2018.
Lantas bagaimana metode untuk mempelajari Biologi?
Sejujurnya saya adalah tipe orang yang cepat paham tapi juga cepat lupa,misalkan saya telah membaca sekilas mengenai suatu materi. Saya hanya ingat intinya saja dan faham mengenai materi itu ,untuk pelajaran secara lebih luas dan mendetailnya saya cenderung lupa. Mengatasi hal demikian saya terbiasa berlatih soal-soal olimpiade ataupun non olimpiade dan berbagai jenis soal lainnya.saya juga selalu mengulang pelajaran yang di dapatkan.
(baca juga: Siti Fatimatuzzahro: Bisa karena Terbiasa)
Apa harapan kedepannya?
Harapannya adalah semakin berprestasi, bisa menjuarai beberapa olimpiade Biologi lagi. Selain itu, semakin membanggakan orang tua melalui prestasi. Saya juga ingin membawa nama MA Unggulan Nuris melanglang buana. Selama ini MA hanya terkenal akan kehebatannya dalam masalah agama. Tapi kali ini saya akan membuktikan bahwa MA Unggulan Nuris juga memiliki kehebatan di bidang sains.
Penulis wawancara di atas adalah Nisa Haniatus siswa MA Unggulan Nuris kelas X IPA A. Penulis aktif sebagai anggota KTI Kesehatan dan juga aktif sebagai anggota ekstrakurikuler jurnalistik website Pesantrennuris.net