Linang Menyulam Lebam

*Penulis : Ayu Novita Sari

merah jingga, mengaji getar daun jendela bingkai kokoh. kian melangkah menepi, saat pemantik bahagiamu bukan aku. langkah ini berhenti, jalan penuh massa pada semai. badan ini terengah meraungi, terjebak dalam bahagia tak karuan. tengah nyata, hasrat yang meledak.

linang tak menyusutkan ngebul sudut rokok. menyulam lebam berceceran rata di wajah ini. saat menunggu, menjelma seni yang tertunda. saat mencintai, adalah seni yang terlukiskan. saat keesokan memilikimu, beringkarnasi yang tidak berkemungkinan

merunut kisah lampau tentang kita. tak mampu mengubah. aku sudah diambang jurang tajam. air mataku tak cukup membuktikan kokohnya mempertahankan.doa-doaku masih mengangkasa berbintang namamu

naas …kau biarkan aku mengais sisa rasa dirimu. hantaman cacianmu. gelas, piring sibuk berdebat. isak tenggelam angin. menyulam awan menjadi mendung. mengasapkan keegoisanmu. melahap sakit perih mendarat tepat dihatiku. meninggalakan jejak lebam dimataku.

bukan seberapa banyak waktu. telah membuat alam tersenyum. kesempurnaaan tak kau lihat dalam ketulusanku. lantas bukit dan gunung tertunduk. mendengar dentuman jarum hidupmu. kisah tak akan ada, angin tetap mematah. lara acap mendera.

Penulis adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Nuris Jember. Penulis merupakan anggota aktif ekstrakurikuler jurnalistik website Pesantrennuris.net

Related Post