Di Pesantren Ini, Sebuah Ungkapan

Penulis: Rizqo Alfiani

dalam sunyi malam. butiran tasbih mengelilingi di antara jerami. sajadah terhampar. menggiring malam dalam sendu. kutapakkan telapak tangan di antara sajah. kusentuhkan dahiku di atas bumi.

dalam sujud kasih, kumerindu. panjatkan doa dengan syahdu. tuhan, ajarkan aku menjelma waktu. untuk mengabdikan rindu. beri aku sebutir harapan. tuk berjumpa dengan-Mu. setiap langkah kutatapkan ke bumi. hanya untuk mencari jalan ke surga-Mu.

(baca juga: Sebening Tetesan Kalbu)

Tuhan, jauhkan aku dari kelam.  yang menghapus cahaya rembulan. jauhkan aku dari malam. yang menutup pandangan. sempurna, cahaya cinta yang terlukis dalam kalbu. menyusuri setiap lembah rindu. mengharap cinta sejati sang ilahi. semua yang terungkap indra. malah guru tempatku bersandar.

disini, tempat yang jauh dari padang. tapi sinarnya terpancar dalam gelap malam. disini tempat yang tak terdengar. tapi kelam tauhid terpancar. suci, tapi dalamnaungan karomah. suci, tapi dalam naungan karomah sang murobbi.

(baca juga: Lautan Bawah Lantai)

sang penakluk kemungkaran. di sini, tempat bersinarnya sang mentari terlupakan. yang air matanya hanya menetes karena Islam. kadang badai datang tanpa diundang. samudra meluap menyapu bersih kepercayaan. salut api membakar rimba amarah. tapi di sini, di pesantren ini. bak mutiara peningkat hati. tempat kasih dan cinta tertanam. kita takkan goyah oleh badai. takkan hancur dalam hina. karena kita adalah satu. Islam yang mempersatukan kita. dan cinta yang mengikat kita.

 

Penulis merupakan siswa MA Unggulan Nuris kelas XI IPA 1. Puisi tersebut tergabung dalam antologi puisi MA Unggulan Nuris yang berjudul “Muara Sunyi Ilahi”.

Related Post